Listrik Indonesia | Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi, bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo. Kunjungan ini menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh Prof. Eniya, yang mengaku telah lama ingin melihat langsung operasional PLTSa tersebut.
“Kami melihat langsung tumpukan sampah yang menggunung dan merasakan bau yang masih tercium akibat gas metana yang dihasilkan. Namun, PLTSa ini mengolah sampah dengan konsep gasifikasi yang sangat inovatif,” ujar Prof. Eniya dikutip dalam media sosialnya.
Gasifikasi di PLTSa Benowo dilakukan melalui sistem pemanasan bertingkat, dengan suhu mencapai lebih dari 1.000 derajat Celsius. Proses ini menghasilkan syngas (H2 + CO) yang kemudian digunakan untuk menghasilkan uap air (steam). Uap tersebut diarahkan ke turbin uap untuk menghasilkan listrik.
“Pengendalian suhu adalah tantangan utama dalam proses ini, namun tim PLTSa Benowo di bawah pimpinan Pak Agus telah berhasil menjalankannya dengan baik,” tambahnya.
Tak hanya mengolah sampah menjadi listrik, PLTSa Benowo juga memanfaatkan sampah plastik terpilah melalui proses pirolisis untuk menghasilkan minyak diesel. Produk inovatif ini telah digunakan pada kendaraan, meskipun masih menghadapi tantangan regulasi.
Dorong Standarisasi Bahan Bakar dari Sampah Plastik
Prof. Eniya menjelaskan bahwa bahan bakar yang dihasilkan dari sampah plastik dikategorikan sebagai energi baru. Pihaknya, melalui Direktorat Jenderal EBTKE, tengah mempersiapkan regulasi dan standarisasi terkait penggunaan bahan bakar ini.
“Kami menargetkan tahun 2025, sistem ini bisa semakin mendorong pengurangan sampah. Standar sedang kami bahas bersama para pakar. Kami terbuka menerima masukan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Menurut Prof. Eniya, langkah penting dalam pengembangan ini adalah memastikan produk bahan bakar memenuhi standar, memiliki izin resmi, dan dapat dikomersialkan. “Yang penting, diproduksi, ada yang pakai, patuhi standar, dan mintakan izin. Silakan dikomersialkan,” tegasnya.
Inovasi yang Menginspirasi
PLTSa Benowo menjadi salah satu contoh keberhasilan pengelolaan sampah menjadi energi yang ramah lingkungan. Dengan berbagai inovasi yang diterapkan, proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengadopsi teknologi serupa.
“Kami terus mendorong pemanfaatan sampah menjadi energi untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Semoga langkah ini juga menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah yang terus meningkat,” pungkas Prof. Eniya.
