Pemerintah Bertekad Proyek DME Tidak Gagal Lagi

Pemerintah Bertekad Proyek DME Tidak Gagal Lagi
Wamen ESDM, Yuliot Tanjung/Dok.KDR

Listrik Indonesia | Pemerintah terus mendorong hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif pengganti LPG. Upaya ini akan mendapat dukungan dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) guna memastikan keberhasilan proyek tersebut. 

Sebelumnya, proyek serupa pernah diinisiasi pada 2022 melalui kerja sama antara PT Bukit Asam, PT Pertamina, dan Air Products and Chemicals di Muara Enim, Sumatera Selatan. Sayangnya, proyek tersebut terhenti setelah Air Products menarik diri karena tidak adanya jaminan serapan pasar. 

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan bahwa kegagalan tersebut tidak boleh terulang. Menurutnya, keterlambatan dalam mengambil keputusan membuat Indonesia kehilangan momentum yang berharga. 

"Dulu, prosesnya memakan waktu lama. Air Products meminta jaminan penyerapan pasokan, tetapi keputusan dari kita terlambat sehingga momen itu terlewat. Ke depan, kita tidak boleh kehilangan kesempatan lagi," ujar Yuliot di Kementerian ESDM, Jumat (14/3/2025). 

Strategi Baru: BUMN dan Skema Joint Venture 

Yuliot menjelaskan bahwa proyek DME ke depan akan dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), namun peluang kerja sama dengan swasta melalui skema joint venture (JV) tetap terbuka. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG sekaligus meningkatkan pemanfaatan batu bara yang semakin berkadar rendah. 

"Kualitas batu bara kita semakin rendah. Jika tidak ditingkatkan nilai tambahnya melalui DME, maka pemanfaatannya tetap terbatas. DME juga bisa menjadi substitusi LPG," kata Yuliot. 

Empat Proyek DME Senilai USD 11 Miliar 

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkapkan bahwa BPI Danantara akan mendanai empat proyek DME dengan total investasi mencapai USD 11 miliar

"Proyek DME menjadi yang terbesar dengan nilai sekitar USD 11 miliar," ujar Tri Winarno di Kementerian ESDM, Selasa (4/3/2025). 

Keempat proyek tersebut akan dibangun secara paralel di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan; Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan; serta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

Dengan strategi yang lebih matang dan dukungan investasi yang kuat, pemerintah berharap pengembangan DME kali ini dapat berjalan sukses dan menjadi solusi berkelanjutan bagi sektor energi nasional.(KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Kementerian ESDM

Index

Berita Lainnya

Index