Listrik Indonesia | Menyambut puncak arus mudik Idulfitri 1446 Hijriah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan. Langkah ini mencakup dukungan bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) agar perjalanan mudik tetap aman dan nyaman.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, saat meninjau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalur mudik yang dikelola PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cirebon, Jawa Barat, Jumat (28/3), menyampaikan bahwa PLN telah melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan infrastruktur listrik sejak jauh hari. Upaya ini bertujuan untuk mencegah gangguan selama periode Idulfitri.
"Kami meminta PLN untuk melakukan pemeliharaan lebih awal agar tidak terjadi gangguan saat perayaan. Selain itu, kami juga menyiapkan personel dan peralatan guna mengantisipasi kemungkinan kendala," ujar Yuliot.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN terus menjalankan arahan pemerintah untuk memastikan layanan listrik tetap andal selama masa Lebaran. Seluruh infrastruktur dari hulu hingga hilir dipastikan dalam kondisi optimal.
"Kami berkomitmen menjaga keandalan pasokan listrik selama periode siaga Ramadan dan Idulfitri. Pengecekan telah dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pasokan energi primer, pembangkit, transmisi, distribusi, hingga kesiapan personel," jelas Darmawan.
PLN telah menetapkan periode siaga Ramadan dan Idulfitri dari 17 Maret hingga 11 April 2025. Selama masa ini, beban puncak diperkirakan mencapai 45 Gigawatt (GW), sementara daya mampu sistem mencapai 67 GW, sehingga masih tersedia cadangan sebesar 22 GW atau sekitar 40%.
"Kami menerapkan pemantauan real-time untuk memastikan pasokan listrik mencukupi, termasuk saat beban puncak," tambah Darmawan.
Di sisi lain, Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, menyebutkan bahwa PLN telah menyiapkan infrastruktur pendukung kendaraan listrik dengan maksimal. Penambahan jumlah SPKLU dilakukan di titik-titik dengan okupansi tinggi untuk menghindari antrean panjang saat pengisian daya.
"Kami memproyeksikan jumlah pemudik pengguna kendaraan listrik meningkat lima kali lipat dibanding tahun lalu. Untuk itu, kami telah menambah SPKLU hingga 7,5 kali lipat di jalur mudik Trans Sumatra - Jawa," ungkap Adi.
Hingga saat ini, PLN bersama mitra telah menyediakan 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis di seluruh Indonesia. Khusus di jalur mudik utama, tersedia 1.000 unit SPKLU di 615 lokasi, dengan jarak rata-rata antar SPKLU sekitar 22 km.
Di wilayah Jawa Barat, jumlah SPKLU telah ditingkatkan enam kali lipat dibanding tahun sebelumnya, dengan total 617 unit di 406 lokasi. Untuk memastikan kelancaran, PLN juga menyiapkan 2.436 personel yang bertugas 24 jam.
"Petugas kami siap membantu pemudik selama 24 jam. Selain itu, layanan digital melalui aplikasi PLN Mobile juga tersedia untuk memudahkan pengguna kendaraan listrik selama perjalanan," jelasnya.
Salah satu pemudik, Rara, yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Cirebon dengan mobil listrik, mengaku terbantu dengan tersedianya banyak SPKLU di sepanjang jalur mudik.
"Pengisian daya sangat mudah karena SPKLU tersedia di banyak lokasi," kata Rara.
Ia juga menambahkan bahwa menggunakan kendaraan listrik lebih hemat dibanding kendaraan berbahan bakar minyak.
"Jika menggunakan mobil bensin, biaya perjalanan Jakarta - Cirebon bisa mencapai Rp400-450 ribu. Dengan mobil listrik, cukup sekitar Rp50 ribuan sekali pengisian," tuturnya.
Dengan kesiapan infrastruktur kelistrikan yang optimal, PLN dan Kementerian ESDM berupaya memastikan mudik tahun ini berjalan lancar dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
