Listrik Indonesia | PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengembangkan ekosistem biomassa sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi di kawasan Indonesia Timur. Kolaborasi ini menjadi bagian dari langkah nyata PLN dalam mendorong transisi menuju energi bersih di seluruh penjuru negeri.
Dalam kunjungannya ke Gubernur NTT, Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko, yang turut didampingi oleh Anggota DPD RI asal NTT, Angelius Wake Kako, menyampaikan pentingnya sinergi antara PLN dan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan biomassa secara berkelanjutan.
“Potensi biomassa di NTT sangat besar dan dapat memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi nasional. Kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah dan PLN menjadi kunci dalam mewujudkan pengembangan energi terbarukan ini,” ujar Aris.
Sebagai Subholding PLN yang mengelola pasokan energi primer, PLN EPI terus memperkuat peran dalam mendukung energi hijau. Hingga Februari 2025, perusahaan telah menyalurkan 275.579 metrik ton biomassa untuk mendukung operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN.
Langkah pengembangan biomassa di NTT dipandang sebagai strategi penting untuk mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan nasional. Aris menambahkan, “Kami optimistis program ini bisa berjalan optimal dengan dukungan dan kerja sama yang erat dari berbagai pihak.”
Sementara itu, Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyampaikan bahwa pemanfaatan biomassa tidak hanya penting untuk ketahanan energi, tetapi juga berpotensi meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui optimalisasi sumber daya lokal.
“Biomassa bisa berasal dari berbagai bahan, mulai dari limbah organik, kayu, jerami, tongkol jagung, hingga kotoran ternak. Di NTT, potensi ini sangat melimpah dan perlu dikelola dengan serius,” kata Melki.
Ia juga menyoroti sejumlah komoditas lokal yang bisa dikembangkan menjadi bahan baku biomassa, seperti cangkang kemiri, lamtoro, gamal, hingga kulit biji mete. Menurutnya, keterlibatan masyarakat dalam rantai pasok biomassa akan membuka peluang ekonomi baru berbasis kerakyatan.
Menanggapi hal tersebut, Aris menyatakan kesiapan PLN EPI untuk mendukung penuh pengembangan ekosistem biomassa di NTT, termasuk menggandeng masyarakat dalam prosesnya.
Senada dengan itu, Anggota DPD RI Angelius Wake Kako menilai kerja sama ini membuka peluang besar bagi masyarakat desa untuk memanfaatkan sumber daya alam yang selama ini belum tergarap maksimal. “Biomassa dapat menjadi sektor ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan jika dikelola dengan baik,” tuturnya.
Pemerintah Provinsi NTT berharap kemitraan ini bisa menjadi model pengembangan energi hijau yang tidak hanya berkelanjutan secara lingkungan, tetapi juga berdampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
