MIND ID Ajukan Empat Proyek Strategis ke BPI Danantara

MIND ID Ajukan Empat Proyek Strategis ke BPI Danantara
MIND ID Ajukan Empat Proyek ke Danantara

Listrik Indonesia | Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID, mengusulkan empat proyek utama kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mendapatkan dukungan pendanaan. Proyek-proyek tersebut meliputi pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), serta program hilirisasi untuk komoditas tembaga dan aluminium. 

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengungkapkan bahwa keempat proyek dipilih berdasarkan kriteria keekonomian yang kuat, dukungan kontrak jangka panjang, dan keselarasan dengan agenda strategis nasional, khususnya dalam hal hilirisasi mineral dan transisi energi. 

“BPI Danantara memang ditujukan untuk proyek lintas sektor yang biasanya memiliki tingkat pengembalian rendah. Karena itu, proyek yang punya potensi pendapatan tinggi juga penting untuk menjaga keseimbangan portofolio,” jelas Dilo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

Salah satu proyek unggulan adalah pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik yang dikerjakan bersama perusahaan asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Meski kolaborasi dengan LG dikabarkan tak berlanjut, proyek dengan CATL dinilai tetap menjanjikan dan menjadi bagian dari strategi diplomasi dagang MIND ID, termasuk dengan mitra internasional seperti Amerika Serikat. 

Proyek kedua yang diajukan adalah SGAR, hasil kolaborasi antara PT Antam Tbk dan PT Inalum. Menurut Dilo, proyek ini memiliki kepastian suplai bahan baku dan kontrak penjualan yang telah disepakati, sehingga menjadi kandidat kuat untuk masuk portofolio Danantara. 

“Pasokan bauksitnya jelas dari Antam, pembeliannya oleh Inalum, dan kontraknya sudah final. Ini proyek yang relatif minim risiko dan bisa jadi penyeimbang bagi proyek lain yang lebih berorientasi penugasan,” ujar Dilo. 

Dua proyek lain difokuskan pada hilirisasi tembaga dan aluminium, yang dinilai MIND ID sebagai komoditas masa depan setelah nikel. Untuk aluminium, pengembangan lanjutan SGAR menjadi kunci, sementara pada tembaga, fokus diarahkan pada penguatan rantai pasok setelah proses peleburan. 

Dilo menyebutkan, secara keseluruhan terdapat 21 proyek strategis yang telah disampaikan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, tidak semua proyek dapat dijalankan tanpa dukungan pembiayaan jangka panjang dan strategis. 

“Kita perlu memilah mana proyek yang bersifat komersial dan mana yang lebih pada mandat negara. Proyek seperti DME atau proyek PSN lainnya sebaiknya dibiayai Danantara, karena membutuhkan koordinasi lintas sektor dan keuntungannya cenderung rendah,” tambahnya. 

Lebih lanjut, Dilo menegaskan bahwa MIND ID juga akan terus mengalokasikan dana untuk mendukung kelangsungan operasional grup, termasuk eksplorasi tambang dan peningkatan keandalan pasokan bahan baku. 

“Eksplorasi dan pengembangan bauksit di hulu tetap jadi tanggung jawab kami. Tapi proyek yang bisa didorong ke Danantara, ya akan kami dorong agar lebih cepat terealisasi dan tetap seimbang,” tutupnya.(KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#MIND ID

Index

Berita Lainnya

Index