Listrik Indonesia | Direktur Gas dan BBM PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Rakhmad Dewanto, menyampaikan bahwa PLN akan memperluas kontrak dengan berbagai sumber gas domestik dalam rangka memenuhi kebutuhan gas industri nasional hingga tahun 2034, yang diproyeksikan mencapai 2.611 BBTUD. Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI yang berlangsung di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Menurut Rakhmad, strategi pasokan gas PLN mencakup kontrak dengan Blok Gas Tangguh, kerja sama dengan sejumlah lapangan gas baru, dan perpanjangan kontrak untuk distribusi gas pipa.
“Dari 3 pasokan itu kita harapkan nanti akan ada pengembangan lapangan-lapangan baru yang kita harapkan mendapatkan dukungan dari pemerintah maupun dari Komisi XII bisa dialokasikan ke PLN,” ungkapnya.
Saat ini, kebutuhan gas untuk sektor pembangkit listrik berada pada angka 1.635 BBTUD. Untuk tahun berjalan, konsumsi gas pembangkit milik PLN diperkirakan mencapai 1,4 hingga 1,5 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD).
“Tahun ini kita mengonsumsi sekitar 1,4 miliar kaki kubik gas per hari. 1,4–1,5 miliar,” jelasnya.
Selain fokus pada peningkatan pasokan gas, PLN EPI juga tetap berupaya mengembangkan energi berbasis sumber daya terbarukan. Rakhmad menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan pasokan energi yang andal melalui pembangkit gas.
“Jadi ke depan dengan adanya pertumbuhan di mana elektrisitas yang terus naik, memang PLN berusaha mengoptimalkan pengembangan renewable energy. Tetapi untuk mengimbangi pengembangan renewable energy ini ada beberapa pembangkit gas baru yang harus dibangun,” tandasnya.
