PLN EPI Ajak Generasi Muda Siap Hadapi Era Transisi Energi

PLN EPI Ajak Generasi Muda Siap Hadapi Era Transisi Energi
Dirut PLN EPI, Rakhmad Dewanto Saat Mengisi Seminar Leadership Forum

Listrik Indonesia | Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Rakhmad Dewanto, menekankan peran penting generasi muda dalam menghadapi pergeseran besar sektor energi menuju era energi bersih, sekaligus menjaga ketahanan pasokan energi nasional. 

Menurut Rakhmad, transformasi energi tidak bisa terjadi secara instan. Energi fosil masih akan digunakan dan pengurangannya berlangsung bertahap. “Ke depan kita memang menuju energi baru terbarukan. Namun peralihan ini membutuhkan proses. Energi fosil tetap dibutuhkan dan akan berkurang secara bertahap,” ujarnya. 

Ia menambahkan, dinamika global menuntut setiap negara tidak hanya fokus pada keberlanjutan energi, tetapi juga memperkuat aspek ketahanan energi. “Kemandirian energi yang sering digaungkan Presiden kita bukan sekadar slogan, melainkan kebutuhan nyata,” jelasnya di Leadership Forum, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9). 

Secara global, permintaan minyak diperkirakan mencapai puncaknya menjelang akhir dekade 2030, sementara batu bara mulai turun. Namun, di Indonesia penggunaan batu bara masih relatif stabil karena kebutuhan energi yang terus meningkat serta pertimbangan daya beli masyarakat. 

Gas diproyeksikan tetap tumbuh hingga 2050, termasuk melalui teknologi carbon capture dan cofiring hydrogen. Sementara itu, biomassa yang bersifat carbon neutral dipandang sebagai salah satu solusi energi alternatif yang menjanjikan. 

PLN EPI sendiri saat ini mengelola hampir 100 juta ton batu bara, sekitar 1.400 juta kaki kubik gas dan LNG per hari, serta 4 juta kiloliter BBM. Selain itu, perusahaan tengah mengembangkan energi berbasis biomassa dengan target 3 juta ton per tahun. Potensi biomassa di Indonesia diperkirakan mencapai 130 juta ton per tahun, berasal dari limbah pertanian, industri, hingga hutan tanaman energi. 

Untuk memperkuat ekosistem biomassa, PLN EPI menjalin kerja sama dengan berbagai mitra, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Perusahaan juga tengah membangun platform digital biomassa guna meningkatkan efisiensi rantai pasok. 

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN menargetkan 76% kapasitas pembangkit berasal dari energi terbarukan dalam sepuluh tahun mendatang. Energi fosil, terutama gas, tetap digunakan sebagai penyeimbang, sementara batu bara diarahkan untuk pembangkit mulut tambang. 

“Ke depan, PLN akan merencanakan lebih banyak wind turbine, solar, geothermal, hydro, dan bioenergi. Ini adalah area yang bisa dikembangkan generasi muda,” kata Rakhmad. 

Ia juga menyoroti peran talenta muda di tubuh PLN EPI, di mana sekitar 40% karyawannya berasal dari generasi muda dengan latar belakang pendidikan yang beragam. Hal ini, menurutnya, menjadi modal kuat untuk melahirkan inovasi. 

“Saya percaya keberagaman membawa ide segar. Generasi muda harus berani berinovasi, mengembangkan teknologi, dan menjadi yang terdepan di bidangnya,” pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLN EPI

Index

Berita Lainnya

Index