Listrik Indonesia | Ancaman petir bagi sistem kelistrikan bukan lagi isu sepele. Di negara kepulauan seperti Indonesia, dengan tingkat sambaran petir yang tergolong tinggi di dunia, perlindungan terhadap infrastruktur listrik menjadi perhatian utama. Dalam konteks itulah, kehadiran Asia-Pacific International Conference on Lightning (APL) 2025 di Bali mendapat sambutan hangat dari para pemangku kepentingan, termasuk PT PLN (Persero).
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero), Evy Haryadi, menyampaikan bahwa PLN menaruh perhatian serius terhadap fenomena petir sebagai salah satu ancaman utama terhadap keandalan jaringan listrik nasional. Menurutnya, langkah mitigasi yang solid sangat diperlukan, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki intensitas sambaran petir tinggi dibanding negara lain.
“Saya melihat konferensi ini sangat baik. Ini adalah pertama kalinya saya mendengar dari Prof. Tumiran tentang adanya konferensi internasional yang secara khusus membahas fenomena petir,” ujar Evy. “Potensi petir di Indonesia sangat besar, sehingga forum ini penting untuk meningkatkan pemahaman, mendorong kolaborasi lintas negara dan sektor, serta mengadopsi teknologi mitigasi terbaru.”
Risiko Petir Semakin Besar di Tengah Perubahan Iklim
Evy menambahkan bahwa perubahan iklim global membuat tantangan ini semakin kompleks. Peningkatan suhu global berpotensi menaikkan aktivitas petir sebesar 10–12%, yang tentu saja berdampak langsung pada sistem kelistrikan. “Kita sudah mulai melihat dampaknya. Bahkan aktivitas petir yang meningkat ini tidak hanya terjadi di kawasan Asia Tenggara, tapi juga di wilayah Amerika dan lainnya,” ungkap Evy kepada Listrik Indonesia di sela-sela acara, di Bingtang Bali Resort. Selasa, (17/6/2025).
Ia menekankan bahwa dalam kondisi saat ini, sistem kelistrikan nasional perlu adaptif terhadap ancaman-ancaman baru, termasuk meningkatnya frekuensi sambaran petir akibat perubahan iklim. Di sinilah pentingnya forum seperti APL 2025, yang tidak hanya menjadi tempat berbagi ilmu, tapi juga mencari solusi nyata melalui kolaborasi antarnegara.
PLN Siap Adopsi Hasil Konkret dan Teknologi Teruji
Dalam forum APL 2025 ini, Evy Haryadi menyatakan bahwa PLN siap mengadopsi hasil-hasil nyata dari diskusi dan riset yang dilakukan selama konferensi, terutama terkait teknologi proteksi petir yang telah teruji dan bisa langsung diimplementasikan dalam operasi sistem kelistrikan nasional.
“Kami sangat welcome terhadap hasil-hasil yang mungkin akan dihasilkan dari forum ini. Khususnya teknologi-teknologi yang sudah proven dan relevan dengan operasi jaringan listrik yang kita kelola,” tegasnya.
Sebagai operator utama jaringan listrik nasional dengan lebih dari 17.000 kilometer jaringan transmisi yang tersebar di wilayah dengan tingkat kepadatan sambaran petir tertinggi di dunia, PLN melihat forum ini sebagai peluang emas untuk memperkuat ketahanan sistem.
Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Misi Kemanusiaan
Menariknya, Evy juga menyoroti pentingnya pendekatan humanistik dalam setiap upaya mitigasi risiko kelistrikan. Ia menyebut bahwa perlindungan terhadap sistem tenaga listrik bukan hanya soal teknis atau infrastruktur, tapi juga soal memastikan keberlanjutan hidup masyarakat.
“Ini bukan hanya soal kabel, gardu, atau tower. Ini tentang manusia. Bagaimana kita menjaga agar masyarakat tetap mendapatkan listrik yang andal dan aman,” katanya.
Evy berharap, APL 2025 tidak hanya menghasilkan rekomendasi teknis semata, tapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh pihak untuk terus bekerja sama dan berinovasi dalam menghadapi tantangan masa depan sektor kelistrikan.
Dorong Terobosan Inovatif
Ia juga menggarisbawahi bahwa APL 2025 adalah wadah penting untuk mendorong pemahaman yang lebih luas tentang petir, serta menemukan cara-cara baru untuk mengelola dan bahkan mungkin memanfaatkan fenomena tersebut.
“Melalui forum ini, saya berharap akan muncul terobosan-terobosan baru, baik dalam bentuk inovasi teknologi maupun pendekatan ilmiah. Kita tidak hanya bicara soal bagaimana melindungi sistem dari petir, tapi juga bagaimana memahami petir secara lebih luas dan menjadikannya sebagai bagian dari solusi,” ujar Evy.
Konferensi ini, lanjutnya, menjadi bagian dari perjalanan kolektif menuju sistem kelistrikan yang lebih tangguh, aman, dan berkelanjutan. Sebuah misi yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tapi juga kolaborasi, empati, dan kesadaran akan pentingnya masa depan yang lebih resilien.
