Current Date: Kamis, 25 September 2025

Terbesar di RI, Tapi Bisakah Pabrik Panel Surya Ini Kurangi Impor Komponen?

Terbesar di RI, Tapi Bisakah Pabrik Panel Surya Ini Kurangi Impor Komponen?
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, secara resmi membuka operasional di Kendal

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan transisi energi bersih melalui peresmian pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar di tanah air. 

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, secara resmi membuka operasional PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Rabu (18/6/2025). 

Fasilitas ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Trina Solar Co. Ltd, PT Daya Sukses Makmur Selaras (anak perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk bagian dari Grup Sinar Mas), dan PT PLN Indonesia Power Renewable. Kehadiran pabrik ini diharapkan menjadi katalis penting dalam penguatan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT) nasional. 

Investasi Lebih dari Rp 1,5 Triliun dan Serapan Ratusan Tenaga Kerja 

Wakil Direktur Utama TMAI, Lokita Prasetya, mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik ini melibatkan investasi senilai lebih dari Rp 1,5 triliun, sekaligus menyerap sekitar 640 tenaga kerja. Selain itu, pabrik ini turut menyediakan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam bidang teknologi produksi sel dan modul surya. 

“Pabrik ini telah siap beroperasi dengan dukungan teknologi i-TOPCon Advanced, generasi terbaru yang mampu menghasilkan panel surya hingga 720 Wp per unit dan efisiensi tertinggi di kelasnya, mencapai 23,2%,” jelas Lokita. 

Produksi Hingga 1 GW per Tahun, Terbesar di Indonesia 

Dengan kapasitas produksi mencapai 1 gigawatt (GW) per tahun, TMAI menjadi pabrik panel surya terintegrasi terbesar di Indonesia saat ini. Bahkan, beberapa modul yang dihasilkan termasuk dalam kategori panel surya terbesar di dunia.
Direktur TMAI, Ooi Kok Tiong, menyampaikan bahwa kehadiran pabrik ini ditujukan untuk memperkuat hilirisasi industri energi surya, baik secara horizontal melalui pengembangan industri pendukung, maupun vertikal melalui produksi wafer, ingot, dan smelter polysilicon. 

Ia menambahkan bahwa secara ekonomi, proyek ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sebesar 8% per tahun, menghasilkan nilai ekonomi hingga Rp 3,7 triliun selama masa investasi, dan sekitar Rp 1 triliun per tahun saat operasional berjalan penuh. 

Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman, menyampaikan apresiasi atas peran pemerintah dalam mendorong pengembangan EBT di Indonesia. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung terbentuknya ekosistem industri panel surya nasional yang mandiri dan kompetitif,” ujarnya. 

Peresmian tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, jajaran pimpinan Sinar Mas, direksi TMAI, mitra strategis, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya. 

Kontribusi terhadap Energi Bersih dan Kemandirian Industri 

Pabrik TMAI diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen energi, serta mendorong pengembangan industri hijau. Proyek ini juga membawa manfaat jangka panjang melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan rantai pasok industri dalam negeri. 

Pendirian fasilitas ini menjadi langkah konkret dalam mendukung kebijakan transisi energi pemerintah dan sekaligus menjadi simbol penting dalam upaya mewujudkan masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan inklusif bagi Indonesia.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#panel surya

Index

Berita Lainnya

Index