Current Date: Senin, 22 September 2025

Pemerintah Akan Tambah 100 GW Pembangkit Baru, Ini Peluang Sektor EBT

Pemerintah Akan Tambah 100 GW Pembangkit Baru, Ini Peluang Sektor EBT
EBT.

Listrik Indonesia | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik nasional sebesar 100 gigawatt (GW) hingga tahun 2040. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sekaligus mendukung agenda transisi energi bersih.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa dari total target tersebut, sekitar 70 GW direncanakan terealisasi pada periode 2025-2034. Penambahan ini telah dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.

Menurut Bahlil, porsi energi baru terbarukan (EBT) akan mendominasi penambahan kapasitas pembangkit baru tersebut. Dari total 69,5 GW pembangkit baru yang akan dibangun selama periode RUPTL, sekitar 76% akan berasal dari sumber EBT.

Rinciannya, sebesar 42,6 GW atau sekitar 61% berasal dari pembangkit berbasis EBT, sedangkan 10,3 GW atau 15% berasal dari sistem penyimpanan energi (energy storage) seperti PLTA pumped storage dan baterai yang juga memanfaatkan sumber energi terbarukan.

“Sampai dengan 2040 kemarin, di dalam pertemuan dengan Presiden Brasil, itu rencana pemerintah ke depan, 2040 kita menambah kurang lebih sekitar 100 Giga Watt. Tapi sekarang kan sudah sekitar 70 Giga Watt di 2025 sampai 2034,” kata Bahlil di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Bahlil juga menyebut salah satu prioritas pemerintah dalam memperluas akses listrik saat ini adalah percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terutama di wilayah yang belum teraliri listrik.

“Dan kita akan memastikan arahan Bapak Presiden, untuk desa-desa itu segera kita harus pasang listriknya, sambung listriknya ke rumah, supaya ini adalah bagian daripada program Asta Cita,” ujarnya.

Sejalan dengan RUPTL 2025-2034, pemerintah akan mendorong pengembangan PLTS dengan kapasitas hingga 17,1 GW. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menyebut porsi PLTS cukup besar karena Indonesia memiliki potensi energi surya yang besar.

“Karena kita punya potensi besar untuk surya, kita dianugerahi panas yang cukup di negara kita, sehingga kita mendorong PLTS 17,1 GW, yang akan kita dorong nanti adalah PLTS terapung, sebagaimana hanya contoh dari PLTS yang di Cirata, yang sudah sukses,” jelas Jisman di kantornya, Senin (2/6/2025).

Mengacu pada paparan Kementerian ESDM, rincian penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 42,6 GW meliputi:

Surya: 17,1 GW

Air: 11,7 GW

Angin: 7,2 GW

Panas Bumi: 5,2 GW

Bioenergi: 0,9 GW

Nuklir: 0,5 GW

Sementara itu, kapasitas sistem penyimpanan energi terdiri dari:

PLTA Pumped Storage: 4,3 GW

Baterai: 6,0 GW

Selain EBT, kapasitas pembangkit fosil masih akan ditambah sebesar 16,6 GW yang mencakup:

Gas: 10,3 GW

Batubara: 6,3 GW

Dengan porsi dominan EBT, pemerintah menegaskan komitmen untuk mendorong transisi menuju sistem ketenagalistrikan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#EBT

Index

Berita Lainnya

Index