Komdigi Siapkan Strategi Perkuat Ekosistem Digital Nasional di 2025

Komdigi Siapkan Strategi Perkuat Ekosistem Digital Nasional di 2025
Dirjen Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus memacu transformasi digital sebagai salah satu strategi utama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dirjen Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah, menegaskan pengembangan ekosistem digital menjadi bagian penting dari visi besar Indonesia Emas 2045.

Pada 2025, Komdigi memfokuskan penguatan fondasi digitalisasi nasional di sektor telekomunikasi, industri penyedia layanan internet (ISP), hingga pengembangan ekosistem ekonomi digital yang sehat.

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun ekosistem digital nasional adalah dominasi perusahaan teknologi global seperti Google dan Amazon Web Services (AWS). Sementara itu, unicorn lokal dinilai masih kesulitan menjadi “raja” di negeri sendiri.

“Kita ingin pertumbuhan ekonomi digital nasional tetap terkonsentrasi di dalam negeri. Pertumbuhan tidak akan kuat tanpa distribusi nilai yang adil di seluruh ekosistem,” ujar Edwin dalam siaran dialognya, dikutip Jumat, (18/7/2025).

Menurutnya, pertumbuhan digital harus disertai pemerataan nilai ekonomi (fair distributional value). Ekosistem yang sehat menuntut adanya kontribusi setara dari seluruh pemain, termasuk perusahaan over the top (OTT).

“Di beberapa negara, seperti Korea Selatan dan India, ada aturan yang mewajibkan OTT berkontribusi terhadap infrastruktur. Indonesia sedang mengkaji pola serupa agar pertumbuhan digital tidak hanya menguntungkan segelintir pemain besar,” tambahnya.

Pemerintah juga berupaya menarik investasi besar, terutama untuk pembangunan pusat data (data center) dan penguatan infrastruktur digital. Namun, Edwin menegaskan bahwa kepentingan nasional tidak boleh dikorbankan.

“Foreign Direct Investment (FDI) tidak boleh mengganggu keberlanjutan ekosistem digital kita. Prioritasnya adalah kesehatan industri, penambahan talenta digital, penguatan digital society, dan pertumbuhan usaha berbasis teknologi,” tegasnya.

Ia menambahkan, pembangunan data center penting, tetapi harus diiringi kesiapan transformasi digital di dalam negeri. “Jangan sampai kita punya banyak data center, tapi tidak dimanfaatkan karena masyarakat belum sepenuhnya bertransformasi digital,” jelas Edwin.

Menyiapkan Talenta Digital, Target 9 Juta Orang

Pemerintah menargetkan 9 juta talenta digital hingga 2030. Untuk mencapainya, Komdigi menggencarkan pembangunan Innovation Hub di sejumlah kota, seperti Bandung, Medan, dan Jakarta.

“Innovation Hub ini akan menjadi pusat inovasi, riset, inkubasi startup, sekaligus penguatan digital society,” ungkap Edwin.

Upaya pengembangan talenta digital dilakukan melalui dua jalur: pendidikan formal bekerja sama dengan universitas (explicit knowledge) dan pengembangan inovasi melalui kolaborasi industri (innovation hub).

“Menyiapkan talenta digital tidak bisa diserahkan pada satu lembaga saja. Butuh kolaborasi lintas kementerian, lembaga pendidikan, dan industri,” tuturnya.

Pemerintah meyakini transformasi digital adalah kunci mempercepat produktivitas nasional. Dengan infrastruktur digital yang kuat, investasi yang sehat, dan talenta digital yang mumpuni, Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu pusat ekosistem digital dunia.

“Kita sedang membangun sesuatu bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi mendatang,” pungkas Edwin.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Digitalisasi

Index

Berita Lainnya

Index