Listrik Indonesia | Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan delegasi National Environment Agency (NEA) Singapura di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Kamis (7/8). Pertemuan ini menjadi ajang penjajakan peluang kolaborasi riset dan pemanfaatan teknologi nuklir antara kedua negara.
Kepala ORTN BRIN, Syaiful Bakhri, mengatakan pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya untuk kerja sama di bidang riset nuklir. Ia menegaskan komitmen BRIN pada tiga fokus utama: pemanfaatan nuklir untuk energi, peningkatan ketahanan pangan, serta pengembangan radioisotop dan radiofarmaka.
“Kerja sama ini penting bagi Indonesia, terutama di tengah proses transisi energi. Kita juga bisa memahami sudut pandang Singapura terhadap pemanfaatan teknologi nuklir,” ujar Syaiful. Ia menambahkan, kolaborasi nuklir tidak hanya soal teknologi, tetapi juga menyangkut harmonisasi persepsi dan pertimbangan geopolitik di kawasan.
Dalam diskusi, kedua pihak membahas beragam potensi, mulai dari pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi, terapi penyakit dengan radioisotop, riset biomedis, hingga penggunaan radiofarmaka untuk diagnosis kesehatan.
CEO NEA Singapura, Wong Kang Jet, menilai bahwa Indonesia dan Singapura memiliki kepentingan bersama di sektor ini, khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan.
“Sebagai negara dengan keterbatasan lahan, kami tertarik mempelajari teknologi iradiasi yang dapat memperpanjang masa simpan produk pangan dan menjaga kualitasnya,” kata Jet. Ia juga menyoroti peluang pemanfaatan iradiasi untuk mengolah limbah plastik secara ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan kimia.
Menurutnya, kolaborasi ini berpotensi memberikan manfaat ganda: kemajuan teknologi dan penguatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura.
BRIN dan NEA Singapura Bahas Peluang Kerja Sama Teknologi Nuklir
BRIN dan NEA Kolaborasi Inovasi Nuklir
.jpg)

