Listrik Indonesia | Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) IX di Auditorium PLN Pusat, Jakarta, Sabtu (16/8). Agenda ini menjadi momentum penting untuk memperkuat arah transisi energi di Indonesia, sekaligus meluncurkan buku putih yang disusun Dewan Pakar METI sebagai pedoman pengembangan energi terbarukan di tanah air.
Sidang Munas kali ini dipimpin oleh Dewan Pakar METI, Herman Darnel Ibrahim. Dalam arahannya, Herman menekankan bahwa forum ini bukan hanya seremonial, tetapi wadah konsolidasi pemikiran dan strategi nyata untuk menghadapi tantangan energi nasional.
Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto, dalam sambutanya. Ia menegaskan bahwa energi baru terbarukan (EBT) merupakan peluang besar yang tidak bisa hanya disaksikan, melainkan harus diikuti dengan keterlibatan nyata dari seluruh pihak. “METI mengawal EBT ke arah yang lebih baik. Ini opportunity bagi kita semua untuk berpartisipasi aktif, tidak cukup hanya sebagai penonton,” ujarnya.
Dalam Munas IX, METI juga menyampaikan laporan program kepengurusan sebelumnya serta menyoroti tantangan besar dalam upaya mewujudkan pembangunan kapasitas energi terbarukan sebesar 42 gigawatt (GW).
Wiluyo menambahkan, METI memiliki peran strategis dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060, terutama mengingat kontribusi energi fosil di Indonesia masih mendominasi. “Ini menjadi tantangan bersama dalam menjalankan transisi energi yang memerlukan kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Sebagai organisasi yang menaungi akademisi, industri, praktisi, hingga pemerintah, METI menegaskan komitmennya untuk mengadvokasi kebijakan yang adil sekaligus mendorong peningkatan pemanfaatan energi terbarukan. Salah satu langkah konkret adalah memperkuat industri dalam negeri agar dapat membuka lapangan kerja baru dan menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.
METI menilai sektor energi adalah salah satu prioritas utama pemerintah. Namun, tantangan ke depan semakin kompleks seiring dinamika global yang cepat berubah. Karena itu, METI menekankan pentingnya fondasi regulasi yang konsisten dan jelas agar Indonesia mampu membangun ekosistem industri energi terbarukan yang berkelanjutan.
