Pemerintah Siapkan Seribu Ton Sampah Sehari Jadi Listrik dan Energi Baru

Pemerintah Siapkan Seribu Ton Sampah Sehari Jadi Listrik dan Energi Baru
Ilustrasi Pengolahan Sampah Modern

Listrik Indonesia | Pemerintah terus memperkuat langkah konversi sampah menjadi energi listrik dan bahan bakar melalui program waste to energy (WTE). Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa implementasi program ini akan dikoordinasikan bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

Menurut Eniya, peran Danantara tidak sebatas pada tahap identifikasi proyek, tetapi juga terlibat langsung dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). “Semua proyek akan masuk ke Danantara terlebih dahulu. Setelah diidentifikasi, akan diputuskan mana yang bisa dikerjakan swasta dan mana yang ditangani langsung oleh Danantara,” jelasnya usai menghadiri rapat percepatan program WTE di Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (1/9/2025). 

Ia menambahkan, pengelolaan yang dilakukan Danantara difokuskan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan kapasitas minimal 1.000 ton sampah per hari. Dengan volume sebesar itu, potensi energi listrik yang bisa dihasilkan diperkirakan mencapai 20 megawatt. 

“Minimal 1.000 ton sampah per hari bisa menghasilkan sekitar 20 megawatt listrik,” ungkapnya. 

Revisi Aturan Sudah Hampir Rampung 

Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa revisi Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik telah memasuki tahap akhir. “Proses harmonisasi sudah selesai. Tinggal menunggu penerbitan resmi,” kata Yuliot. 

Ia menjelaskan, pemerintah tidak hanya menargetkan produksi listrik dari PLTSa, tetapi juga mendorong konversi sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM). “Ada dua jalur yang kita garap, untuk listrik dan juga BBM. Untuk BBM ditargetkan bisa mulai berjalan tahun depan,” ujarnya. 

Yuliot menilai, pemanfaatan sampah sebagai sumber energi dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membuka peluang bisnis baru bagi industri maupun rumah tangga yang nantinya berperan sebagai pengguna energi hasil WTE. 

Tantangan Besar Pengelolaan Sampah 

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sepanjang 2024 Indonesia menghasilkan 33,8 juta ton sampah. Dari jumlah itu, baru sekitar 20,2 juta ton atau 59,9 persen yang berhasil dikelola. Sisanya, sekitar 13,6 juta ton masih menumpuk tanpa penanganan memadai. 

Kondisi ini membuat tumpukan sampah semakin mengkhawatirkan, terutama di kota-kota besar. “Kalau kita lihat di Bantar Gebang, itu sudah jadi gunung sampah. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, Bali, dan berbagai daerah lain. Karena itu, kebijakan WTE harus segera dijalankan,” kata Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025). 

Hasilkan Tiga Produk Energi 

Program WTE dirancang menghasilkan tiga produk utama. Pertama, energi listrik melalui teknologi insinerasi (90 persen) dan gasifikasi (75 persen). Kedua, bioenergi berupa biomassa (40 persen) serta biogas (20 persen). Ketiga, bahan bakar substitusi melalui pirolisis sampah plastik (40 persen). 

“Dengan waste to energy, kita bisa menekan masalah sampah sekaligus berkontribusi terhadap transisi energi bersih dan berkelanjutan,” tegas Yuliot.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Waste to Energy Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index