Current Date: Selasa, 25 November 2025

Sinergi Dua Raksasa EPCIC Bangun PLTP Salak Unit 7

Sinergi Dua Raksasa EPCIC Bangun PLTP Salak Unit 7
Ilustrasi PLTP

Listrik Indonesia | Sebagai bagian dari upaya mendukung transisi energi hijau Indonesia, PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri telah memulai kolaborasi strategis melalui Joint Operation (JO) yang dimulai pada tahun 2024. Kolaborasi ini menghadirkan sinergi antara dua perusahaan terkemuka di industri EPCIC (Engineering, Procurement, Construction, Installation, and Commissioning) Indonesia, dalam rangka mengembangkan Proyek Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak Unit 7. 

Proyek yang Mengedepankan Keberlanjutan Energi Geothermal 

Proyek PLTP Salak Unit 7 merupakan salah satu langkah besar menuju pemanfaatan energi geotermal sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Dalam wawancara dengan Robyansyah, Engineering Manager dari proyek ini, ia mengungkapkan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi nasional, tetapi juga mendukung tujuan Indonesia untuk mencapai kemandirian energi dan keberlanjutan jangka panjang. 

"PLTP Salak Unit 7 ini akan menjadi tonggak penting dalam transisi energi Indonesia. Dengan pengembangan geotermal, kami berharap dapat memberikan kontribusi besar terhadap penyediaan energi bersih, yang merupakan bagian dari visi Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim," ujarnya saat dijumpai di IIGCE 2025. Kamis, (18/9/2025). 

Proyek yang dimulai pada November 2024 ini diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu 26 bulan, dengan target untuk mencapai Commercial Operation Date (COD) pada Desember 2026. 

Robyansyah, Engineering Manager Saat Berbincang dengan Listrik Indonesia Media


Tantangan Pengembangan 

Salah satu tantangan dalam pengembangan PLTP Salak Unit 7 adalah keterbatasan ruang yang ada di lokasi.  "Lokasi proyek ini memang sempit tentu memerlukan perhatian khusus. Kami bekerja keras untuk memastikan semua proses dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu ekosistem sekitar. Di sisi lain, teknis pengembangan geothermal di area sempit ini memerlukan perencanaan yang sangat matang, terutama dalam hal operasional dan pemeliharaan," tambahnya. 

Sinergi Timas Suplindo dan Rekayasa Industri 

Kolaborasi antara PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri memberikan nilai tambah yang signifikan, menggabungkan keahlian EPCIC lepas pantai dan darat dari Timas Suplindo dengan pengalaman rekayasa industri yang luas dari Rekayasa Industri. 

"Kami merasa sangat terbantu dengan pengalaman Rekayasa Industri dalam hal teknikal dan rekayasa industri. Meskipun Timas Suplindo memiliki pengalaman dalam EPCIC, kolaborasi ini memungkinkan kami untuk menghadirkan solusi yang lebih inovatif, aman, dan berkualitas tinggi," terangnya. 

Lebih lanjut, Roby sapaan akrabnya juga menyebutkan bahwa dalam waktu dekat, mereka akan menangani proyek lanjutan, yang semakin memperkuat posisi kedua perusahaan ini di industri energi geotermal Indonesia. 

Potensi dan Pengembangan Selanjutnya 

Meskipun proyek PLTP Salak Unit 7 merupakan fokus utama saat ini, keduanya melihat potensi besar dalam pengembangan energi geothermal ke depan. "Selain Salak, kami sedang mempersiapkan proyek-proyek berikutnya, termasuk proyek pengembangan kapasitas lebih besar di lokasi lain. Kami juga sedang menjajaki kemungkinan pengembangan unit binary yang dapat memperluas kapasitas dan efisiensi penggunaan sumber daya geotermal," jelasnya. 

Dengan dukungan dari Star Energy sebagai Independent Power Producer (IPP) untuk proyek PLTP Salak, proyek ini diharapkan dapat memberi dampak positif tidak hanya bagi pengembangan energi nasional, tetapi juga sebagai contoh sukses dalam pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. 

Melalui proyek ini, PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri tidak hanya berkomitmen pada pencapaian target komersial, tetapi juga pada keberlanjutan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. Dengan kapasitas yang semakin besar, proyek geothermal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. 

"Selain memperkuat sektor energi, kami juga berharap proyek ini bisa menjadi bagian dari kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan memenuhi target-target perubahan iklim yang sudah disepakati secara internasional," pungkas Robyansyah.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Geothermal

Index

Berita Lainnya

Index