Ketua API Bantah Proyek Geothermal Merusak Hutan

Ketua API Bantah Proyek Geothermal Merusak Hutan
PLTP Rantau Dedap memproduksi sekitar 90 MW milik Suprem Energy

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia serius akan menggenjot pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal. Hal ini merupakan bagian dari pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.

Bahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia telah meminta jajarannya  untuk segera melakukan lelang wilayah kerja panas bumi (WKP). Selain itu, Kementerian ESDM juga akan memberikan kemudahan tahapan perizinan dan regulasi investasi proyek PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi).

“Pemerintah sendiri berkomitmen menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung kedaulatan energi nasional sekaligus kontribusi nyata Indonesia bagi pencapaian target net zero emission dunia,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia kemarin(17/9), usai membuka The 11th Indonesia International Geothermal Convtenion & Exhibition 2025, di Jakarta.

Ketika pemerintah ingin tancap gas terhadap pemanfaatan panas bumi, ada saja tantangan di lapangan yang dihadapi. Salah satunya adalah adanya penolakan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi. Salah satu alasannya adalah proyek panas bumi merusak akan hutan.

Namun anggapan bahwa proyek geothermal merusak hutan itu disanggah oleh Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Julfi Hadi. “Geothermal itu bukan merusak, tapi geothermal menjaga. Kebalikan. Jadi jawaban saya geothermal itu tidak merusak hutan.,” katanya kepada awak media.

Hal senada juga diungkapkan Nisriyanto, Presiden Direktur Supreme Energy. Menurutnya proyek PLTP itu membutuhkan luasan atau footprint kecil. Di wilayah kita mungkin sekitar 100 hektare, dan itu pun kita menghijaukan atau menghutankan kembali tanah-tanah yang kritis,” terangnya kepada Listrik Indonesia.

Nisriyanto juga menjelaskan bahwa PLTP Rantau Dedap (Sumatera Selatan), pihak Supreme Energy Rantau Dedap sudah menghutankan kembali sekitar 80 hektare. “Meskipun kita tidak memakai tanah yang banyak, tapi di sisi lain juga, kami sebagai pengembang geothermal itu concern mengenai lingkungan,” tegasnya.

Saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia sebesar 2,7 GW. Pemerintah sendiri dikabarkan akan menggenjot tambahan kapasitas PLTP sebesar 1 GW dalam waktu lima tahun ke depan. Kalau itu terjadi, maka kapasitas PLTP yang dimiliki Indonesia akan menyalip Amerika Serikat yang kapasitasnya mencapai yang mencapai 3,6 GW.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#IIGCE 2025

Index

Berita Lainnya

Index