Listrik Indonesia | Manajer Industrialisasi Sales Pertamina Patra Niaga, Samuel Hamonangan Lubis, menyoroti pentingnya pengembangan biodiesel yang berkelanjutan untuk masa depan energi Indonesia. Bioenergi dinilai memiliki potensi besar dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, yang selama ini menjadi tantangan bagi keberlanjutan lingkungan.
Samuel menjelaskan bahwa mulai 1 Januari 2025, Pemerintah Indonesia akan menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel dengan campuran B40. Langkah ini dianggap sebagai tonggak penting dalam upaya mewujudkan ketahanan energi nasional. Lebih lanjut, pada tahun mendatang, pemerintah berencana untuk memulai penelitian terkait pengembangan biodiesel B50.
“Kami berharap dapat melanjutkan pengembangan hingga mencapai B50 pada 2026, bahkan menuju B100 di masa depan. Upaya ini membutuhkan persiapan matang untuk memastikan tercapainya energi berkelanjutan,” ujar Samuel.
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam realisasi konsumsi biodiesel di Indonesia, dari 9,4 juta kiloliter pada 2021 menjadi 15,61 juta kiloliter yang diproyeksikan pada 2025. Sementara itu, pada 2026, penggunaan biodiesel diperkirakan mencapai 19,52 juta kiloliter dengan nilai ekonomi mencapai Rp 290 triliun. “Ini merupakan peluang besar, terutama bagi para petani dan produsen biodiesel di dalam negeri,” tambahnya.
Langkah strategis ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperkuat kemandirian energi Indonesia serta memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi dan sosial. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat bekerja sama untuk memastikan implementasi kebijakan ini berjalan optimal.
