Listrik Indonesia | Di tengah tekanan dari penurunan harga dan permintaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) global, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) tetap menatap masa depan dengan penuh optimisme. Direktur Keuangan dan Pengembangan CSRA, Seman Sendjaja, menyebut bahwa meski kondisi global penuh ketidakpastian, industri kelapa sawit nasional masih memiliki prospek cerah berkat sejumlah keunggulan dan strategi adaptif yang diterapkan.
Menurut Seman, salah satu tantangan besar yang dihadapi pelaku industri saat ini adalah meningkatnya proteksionisme perdagangan dan tren perang dagang antarnegara. Hal ini berdampak langsung pada volume ekspor dan harga CPO. Namun demikian, adanya program pemerintah seperti peningkatan mandatori biodiesel menjadi B40 bahkan B45 menjadi angin segar bagi penyerapan sawit di dalam negeri.
"Kalau tanpa program biodiesel ini, saya bisa bayangkan harga CPO akan jatuh bebas. Beruntung, kebijakan ini mampu menjadi penyangga pasar domestik," ujarnya dalam siaran wawancaranya, dikutip Senin (26/5/2025).
Fokus Pengembangan Horizontal dan Pabrik Baru
CSRA saat ini memilih untuk fokus pada ekspansi horizontal sebagai strategi jangka menengah. Perusahaan mengarahkan investasi pada pembukaan lahan baru serta pembangunan pabrik di lokasi yang belum memiliki fasilitas pengolahan. Seman menegaskan bahwa untuk dua hingga tiga tahun ke depan, hilirisasi belum menjadi prioritas utama karena memerlukan investasi yang besar dan persiapan matang.
"Untuk saat ini kami masih fokus di pengembangan areal dan pembangunan pabrik. Hilirisasi, khususnya ke arah produksi biodiesel, mungkin akan menjadi perhatian setelah fase ini rampung," jelasnya.
Inovasi Teknologi dan Mekanisasi Jadi Kunci Efisiensi
Selain pengembangan lahan, CSRA juga mulai mengadopsi teknologi modern demi meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu inovasi yang mulai diuji adalah penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam proses sortir buah sawit.
"Selama ini sortir buah masih mengandalkan mata manusia, yang rentan kesalahan dan konflik. Dengan AI, proses ini bisa lebih akurat dan efisien," ujar Seman. Ia menambahkan bahwa mekanisasi secara umum menjadi keniscayaan, terutama karena semakin sulitnya mendapatkan tenaga kerja di sektor perkebunan.
CSRA juga mempertimbangkan penggunaan drone dan kendaraan angkut canggih untuk mendukung operasional di lapangan. Meski saat ini masih dalam tahap awal, investasi pada teknologi dianggap akan memberikan keuntungan signifikan dalam jangka panjang.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi industri sawit adalah minimnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor perkebunan. Pekerjaan yang dianggap berat secara fisik membuat banyak anak muda lebih memilih bekerja di kota.
"Padahal sektor ini sangat prospektif. Namun, memang harus ada strategi kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri untuk menjadikan pekerjaan di kebun lebih menarik, termasuk dari sisi insentif," ucap Seman.
CSRA menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 25–30% pada akhir tahun 2025, dengan harapan tren harga CPO global bisa tetap stabil. Perusahaan juga berharap hal ini akan berkontribusi pada peningkatan laba bersih di kisaran yang sama.
Terkait aksi korporasi, CSRA untuk sementara belum merencanakan langkah besar. Fokus utama masih pada penyelesaian pembangunan pabrik ketiga hingga akhir tahun. Namun demikian, Seman membuka peluang adanya pembagian dividen interim jika kondisi keuangan perusahaan memungkinkan.
"Saya tidak bisa menjanjikan, tapi jika harga CPO membaik dan kinerja tetap positif, bukan tidak mungkin kami bisa memberikan dividen pada semester kedua," tuturnya, merespons pertanyaan investor yang kecewa atas tidak adanya dividen pada RUPS sebelumnya.
Di tengah kompetisi global, Seman menyatakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki negara lain, terutama dari segi iklim dan lokasi geografis.
"Selama negara seperti Tiongkok belum bisa menanam sawit, kita tetap memiliki posisi strategis. Curah hujan tinggi dan sinar matahari sepanjang tahun adalah berkah yang harus kita manfaatkan," tutupnya.
