Current Date: Senin, 22 September 2025

Proyek PLTA Batoq Kelo Diteken, Target Operasi 2030

Proyek PLTA Batoq Kelo Diteken, Target Operasi 2030
PLN Teken PJBL PLTA Batoq

Listrik Indonesia | Upaya Indonesia dalam memperluas penggunaan energi bersih kembali mendapat dorongan besar lewat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batoq Kelo berkapasitas 300 megawatt (MW) di Kalimantan Timur. Proyek ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN (Persero) dan PT Tujuan Mulia Makmur (TMM) yang berlangsung di Jakarta, Senin (26/5). 

PLTA Batoq Kelo akan dibangun di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, memanfaatkan potensi aliran sungai setempat yang besar dan berkelanjutan. Ketika mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2030, pembangkit ini akan menjadi salah satu sumber energi hijau terbesar di sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Tengah, Timur, dan Utara (Kalseltengtimra). 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut pembangunan PLTA ini sebagai langkah strategis dalam mencapai kemandirian energi nasional. Menurutnya, pemanfaatan energi air bukan hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memperkuat ketahanan sistem kelistrikan regional. 

“PLTA Batoq Kelo adalah bukti nyata dari komitmen kami untuk menghadirkan pasokan listrik yang andal dan rendah emisi. Proyek ini sejalan dengan visi besar menuju Net Zero Emissions serta mendukung agenda transisi energi yang tengah digencarkan pemerintah,” jelas Darmawan. 

Tak hanya berdampak pada sistem kelistrikan, PLTA Batoq Kelo juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Pembangunan proyek ini diperkirakan akan membuka peluang kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta meningkatkan akses listrik ke daerah-daerah terpencil di Kalimantan. 

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menambahkan bahwa pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi proyek bukan tanpa alasan. Potensi hidro di wilayah ini sangat besar, namun selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. 

“PLTA Batoq Kelo menjadi langkah konkret untuk mengisi gap tersebut. Selain menambah kapasitas pembangkit berbasis energi terbarukan, proyek ini juga akan memperkuat integrasi sistem interkoneksi Kalimantan agar lebih stabil dan efisien,” terang Wiluyo. 

Sementara itu, Direktur PT Tujuan Mulia Makmur, Heru Subana, menilai proyek ini sebagai momen penting dalam perjalanan transformasi energi Indonesia. Ia menegaskan bahwa perusahaannya siap mengerahkan seluruh sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat waktu dengan standar kualitas tertinggi. 

“Kami melihat PLTA Batoq Kelo bukan sekadar proyek pembangkit, tetapi juga sebagai simbol masa depan energi Indonesia bersih, andal, dan merata. Kami akan bekerja maksimal agar pembangkit ini bisa beroperasi optimal demi mendukung sistem kelistrikan Kalseltengtimra,” ujar Heru. 

Ia juga menekankan bahwa sinergi antara BUMN dan sektor swasta dalam proyek ini menjadi model kolaborasi ideal untuk pengembangan energi terbarukan ke depan. 

Dengan kapasitas 300 MW, PLTA Batoq Kelo akan menjadi salah satu PLTA terbesar yang dikembangkan di luar Pulau Jawa dalam dekade ini. Kehadirannya diharapkan mampu menurunkan emisi karbon secara signifikan sekaligus memperkuat posisi Kalimantan sebagai pusat energi hijau nasional.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLTA

Index

Berita Lainnya

Index