Kiprah Sunyi Nippon Koei di Balik Keandalan PLTA Asahan 1, 2 dan 3

Kiprah Sunyi Nippon Koei di Balik Keandalan PLTA Asahan 1, 2 dan 3
PLTA Asahan. (Dok: @plnsumut)

Listrik Indonesia | Perusahaan konsultan teknik asal Jepang, Nippon Koei Co., Ltd., mungkin jarang terdengar dalam pemberitaan sehari-hari. Namun, kehadirannya cukup signifikan dalam berbagai proyek infrastruktur strategis di Indonesia, termasuk sektor energi. Salah satu kontribusinya yang cukup penting adalah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 1, 2, dan 3 di Sumatera Utara.

Didirikan pada 7 Juni 1946 dan berkantor pusat di Tokyo, Nippon Koei telah berkiprah sebagai konsultan teknik sipil dan energi selama lebih dari tujuh dekade. Kantor perwakilannya di Jakarta dibuka pada tahun 1967. Sejak saat itu, perusahaan ini telah terlibat dalam lebih dari 800 proyek di Indonesia. Selain PLTA Asahan, proyek-proyek yang ditangani meliputi PLTA Peusangan, MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, hingga kawasan industri di Subang.

Dalam proyek PLTA Asahan, kontribusi Nippon Koei mencakup perencanaan, desain teknis, hingga pengawasan konstruksi. Chief Representative Nippon Koei Jakarta, Nicholas Felix menjelaskan bahwa mereka terlibat dalam pembangunan dua bendungan di Sungai Asahan yang menjadi bagian dari proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pertama di Asia Tenggara.

“Salah satu kontribusi paling signifikan Nippon Koei adalah keterlibatannya dalam pembangunan dua bendungan di Sungai Asahan, Sumatera Utara, yang menjadi bagian dari proyek Kerjasama Publik Badan Usaha (KPBU) pertama di Asia Tenggara. Proyek ini menyuplai listrik bagi PT INALUM dan menjadi pondasi penting dalam pengembangan PLTA di Indonesia,” ujarnya, dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 105.

PLTA Asahan 3, yang baru saja diselesaikan, kini telah menghasilkan pasokan energi bersih yang mampu melayani kebutuhan lebih dari 100.000 rumah tangga. Dalam pelaksanaannya, Nippon Koei juga mendampingi proses pembiayaan proyek melalui kemitraan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Menurut Nicholas, proyek ini tengah dalam proses sertifikasi dari Hydropower Sustainability Alliance.

“PLTA Asahan 3 saat ini sedang dalam proses sertifikasi standar emas dari Hydropower Sustainability Alliance, yang menunjukkan komitmen kami terhadap standar lingkungan dan keberlanjutan tertinggi,” jelasnya.

Dalam konteks transisi energi, Nippon Koei tidak hanya berfokus pada pengembangan pembangkit, tetapi juga mulai menerapkan teknologi penyimpanan energi. Menurut Nicholas, tantangan terbesar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah memastikan keandalan pasokan dari sumber yang bersifat intermiten seperti tenaga surya dan angin.

“Turunnya harga baterai adalah game changer. Ini membuka peluang integrasi sistem energi hibrid dan pengembangan jaringan mikro di daerah-daerah terpencil yang selama ini bergantung pada generator diesel,” ujarnya lagi.

Dengan pengalaman di berbagai negara, termasuk proyek penyimpanan energi berkapasitas 100 MWh di Belgia, Nippon Koei membawa pendekatan yang terintegrasi ke Indonesia. Perusahaan ini menilai pengelolaan energi tidak bisa dilepaskan dari aspek teknis, pembiayaan, dan keberlanjutan jangka panjang.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLTA

Index

Berita Lainnya

Index