Listrik Indonesia | Dalam rangka mencapai target bauran energi nasional dan mendukung transisi energi bersih, Indonesia merancang penambahan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) secara signifikan selama periode 2025 hingga 2034. Rencana ini mencakup lima wilayah utama: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa-Madura-Bali, serta Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. Total kapasitas yang direncanakan mencapai 42,6 GW.
1. Jawa-Madura-Bali (JAMALI) – 19,6 GW
Wilayah Jawa-Madura-Bali menjadi kontributor terbesar dalam rencana penambahan EBT dengan total kapasitas 19,6 GW. Jenis pembangkit yang mendominasi adalah:
- PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya): 10.932 MW
- PLTB (Tenaga Bayu): 5.377 MW
- PLTP (Panas Bumi): 2.503 MW
- PLTBio (Biomassa/Biogas): 399 MW
- PLTA/M (Air Mini): 432 MW
2. Sumatera – 9,5 GW
Sumatera menempati posisi kedua dengan total penambahan sebesar 9,5 GW, didominasi oleh:
- PLTA/M: 4.940 MW
- PLTP: 2.017 MW
- PLTS: 1.606 MW
- PLTN (Nuklir): 250 MW
- PLTBio: 60 MW
3. Sulawesi – 7,7 GW
Di Sulawesi, penambahan pembangkit difokuskan pada sumber daya air dan angin:
- PLTA/M: 4.606 MW
- PLTS: 1.530 MW
- PLTB: 1.010 MW
- PLTP: 305 MW
- PLTBio: 236 MW
4. Kalimantan – 3,5 GW
Kalimantan juga akan memperoleh tambahan kapasitas sebesar 3,5 GW, dengan dominasi:
- PLTA/M: 1.533 MW
- PLTS: 1.524 MW
- PLTN: 250 MW
- PLTBio: 79 MW
- PLTB: 70 MW
5. Papua, Maluku, Nusa Tenggara (PMNT) – 2,3 GW
Meskipun kontribusinya paling kecil, wilayah PMNT tetap memainkan peran penting, dengan penambahan:
- PLTS: 1.470 MW
- PLTP: 332 MW
- PLTBio: 141 MW
- PLTB: 140 MW
- PLTA/M: 179 MW
- PLTAL (Tenaga Arus Laut): 40 MW
Pembagian ini menunjukkan bahwa sebagian besar proyek besar akan terealisasi di dekade kedua perencanaan (2030–2034), menunjukkan fokus jangka menengah dan panjang pemerintah dalam mengembangkan EBT.
