Proyek 100 GW Pemerintah, Akankah Produsen Dalam Negeri Mendulang Berkah?

Proyek 100 GW Pemerintah, Akankah Produsen Dalam Negeri Mendulang Berkah?
Herman Darnel Ibrahim, Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia.

Listrik Indonesia | Dalam Majalah Listrik Indonesia, Edisi 103, Ketua Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia, Herman Darnel Ibrahim menyoroti pertaruhan produsen peralatan listrik di Indonesia dalam menyambut wacana pemerintah dalam menambah 100 Gigawatt (GW) energi listrik melalui PT PLN (Persero). Wacana tersebut diungkapkan oleh Delegasi Indonesia untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB, Hashim Djojohadikusumo pada agenda Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan pada beberapa waktu yang lalu.

Dari total target tersebut, 75 persen diproyeksikan berasal dari energi terbarukan, sementara sisanya masih bergantung pada energi fosil. Langkah ini tidak hanya menjadi bagian dari strategi transisi energi nasional, tetapi juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060.

Peluang Besar Bagi Produsen Lokal

Dengan perkiraan investasi sebesar USD325 miliar, proyek ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI). 

Ketua Umum APPI, Yohanes P. Widjaja, menilai bahwa proyek ini dapat menjadi momentum penting bagi industri peralatan listrik dalam negeri.

“Dengan adanya program swasembada energi dan transisi energi itu, kebutuhan peralatan listrik termasuk komponen-komponen listrik diperkirakan akan meningkat kebutuhannya. Mulai dari kapasitas pembangkit listrik kecil hingga yang besar,” kata Yohanes.

APPI sendiri merupakan asosiasi yang menjadi wadah para produsen peralatan listrik Indonesia. Artinya hanya perusahaan manufaktur peralatan listrik di Indonesia saja yang bisa bergabung di dalamnya.

Tantangan dan Komitmen Stakeholder

Namun, di balik potensi besar ini, tantangan tetap ada. Ambisi besar pemerintah tidak akan terwujud tanpa adanya komitmen nyata dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, BUMN, swasta, hingga industri manufaktur dalam negeri. 

Herman menilai bahwa proyek 100 GW menjadi momentum untuk mendorong kemandirian energi nasional yang bertumpu pada sumber daya dan didukung penuh oleh produk dalam negeri..

Menurutnya, tidak hanya sumber daya energi yang harus dimaksimalkan, tetapi juga teknologi yang dihasilkan oleh anak bangsa. Mulai dari teknologi pembangkit listrik, sistem transmisi dan distribusi, hingga berbagai komponen peralatan listrik lainnya.

Selain itu, pemerintah juga selayaknya memprioritaskan produsen dalam negeri mendapat porsi yang signifikan dalam proyek ini. Prioritas terhadap produk lokal tidak hanya akan memperkuat industri nasional, tetapi juga mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang telah dicanangkan.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#energi

Index

Berita Lainnya

Index