Current Date: Senin, 22 September 2025

HGII Gaspol Ekspansi EBT, Targetkan 100 MW di 2031

HGII Gaspol Ekspansi EBT, Targetkan 100 MW di 2031
Ilustrasi Bendungan untuk PLTA

Listrik Indonesia | PT Hero Global Investment Tbk (HGII) memantapkan langkahnya sebagai holding company di sektor energi terbarukan (EBT), khususnya pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM). Perusahaan menyambut positif Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru saja disusun pemerintah bersama PLN, yang menargetkan penambahan 61% pembangkit dari EBT, dengan porsi 70% di antaranya dialokasikan kepada pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).

Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, menyatakan bahwa pihaknya siap berperan aktif dalam mendukung realisasi RUPTL tersebut. “Kami melihat peluang besar bagi IPP seperti kami untuk mengambil bagian dalam target pemerintah ini. HGII telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan EBT hingga kapasitas kontrak mencapai 100 MW pada tahun 2031,” ujarnya.

Saat ini, HGII masih memusatkan fokus pada pengembangan tenaga mikrohidro yang dinilai memiliki keandalan lebih tinggi dibanding jenis EBT lain. Robin menjelaskan bahwa karakteristik energi hidro cenderung lebih stabil karena mengikuti pola musim yang relatif dapat diprediksi, seperti musim hujan dan kemarau. Hal ini membuat proyeksi produksi dan arus kas perusahaan lebih terukur, sekaligus memberi kepastian suplai kepada PLN sebagai pembeli utama.

“PLN membutuhkan pasokan yang stabil. Energi surya, misalnya, sangat bergantung pada cuaca dan sulit diprediksi. Meski bisa dikombinasikan dengan sistem penyimpanan baterai, biayanya tentu lebih tinggi. Karena itu, kami menilai hydro adalah opsi yang lebih ideal, terutama dari sisi operasional dan finansial,” ungkap Robin dalam siaran wawancaranya.

Di samping tenaga air, HGII juga tengah menyiapkan diversifikasi portofolio ke sektor energi surya, biogas, dan biomassa. Namun, porsi terbesar dalam pipeline pengembangan tetap dialokasikan untuk proyek-proyek hidro.

Saat ini, HGII telah mengoperasikan dua unit PLTM di Sumatera Utara, yaitu Parmonangan 1 berkapasitas 9 MW dan Parmonangan 2 berkapasitas 10 MW. Tak berhenti di situ, perusahaan juga telah menyiapkan pipeline proyek hidro hingga 58 MW yang terdiri dari dua PLTA (di atas 10 MW) dan satu PLTM (di bawah 10 MW). Dua proyek yang menjadi prioritas adalah PLTA dengan kode proyek SS (25 MW) dan PLTM proyek LO (10 MW), yang keduanya juga berlokasi di Sumatera Utara.

Menurut Robin, Sumatera dipilih karena kondisi geografisnya sangat mendukung pengembangan energi hidro. “Pulau Sumatera memiliki bentang Bukit Barisan yang memberikan potensi tinggi jatuh air yang optimal, syarat utama dalam pembangkit hidro. Ini menjadikan Sumatera sebagai wilayah strategis untuk ekspansi kami,” jelasnya.

Dari total alokasi EBT dalam RUPTL terbaru sebesar 42,6 GW, Sumatera mendapat porsi sekitar 9,5 GW. Menariknya, lebih dari setengah dari angka itu atau sekitar 4.940 MW diperuntukkan bagi pembangkit hidro. “Ini adalah alokasi tertinggi untuk hidro di seluruh Indonesia. Jadi, fokus kami di Sumatera memang sangat sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dan PLN,” tambah Robin.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLTA

Index

Berita Lainnya

Index