Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) tengah menyiapkan rencana ambisius membangun jaringan transmisi listrik sepanjang 48.000 kilometer sirkuit (kms) di seluruh Indonesia. Panjang jalur transmisi tersebut bahkan melampaui keliling bumi yang hanya sekitar 42.000 kms. Nilai investasi yang dibutuhkan pun tidak kecil, yakni mencapai Rp 434 triliun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa proyek raksasa ini bertujuan menyalurkan listrik dari berbagai sumber energi baru terbarukan (EBT), termasuk opsi energi nuklir, ke berbagai wilayah Nusantara.
“Panjang jaringan yang akan dibangun mencapai 48.000 kilometer sirkuit, atau 7.000 kilometer lebih panjang dari keliling bumi. Dana yang diperlukan sekitar Rp 434 triliun,” ungkap Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur transmisi berskala besar ini sangat strategis dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional. Namun, tingginya kebutuhan investasi membuat PLN tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan negara.
Darmawan memaparkan, tingkat pengembalian investasi (rate of return) dari proyek transmisi ini hanya berkisar 2%–4%. Angka tersebut jauh di bawah biaya pendanaan (cost of fund) yang mencapai sekitar 8%. Dengan kondisi ini, beban keuangan perusahaan berpotensi berat jika tidak ada intervensi pemerintah.
“Cost of fund jauh lebih tinggi daripada rate of return. Karena itu, PLN perlu dukungan negara agar kekuatan finansial perusahaan tetap terjaga,” tegasnya.
Proyek transmisi sepanjang keliling bumi lebih ini diharapkan menjadi fondasi penting dalam memperluas distribusi listrik berbasis energi bersih, sekaligus menjawab tantangan kebutuhan listrik di masa depan.
Proyek Jaringan Listrik Raksasa, Dana Tembus Rp 434 Triliun
Investasi Besar untuk Bangun Jaringan Listrik Raksasa
.jpg)
