Listrik Indonesia | Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa Revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030 akan menargetkan bauran energi fosil sebesar 48%, sementara target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) meningkat menjadi 52%. Hal ini diungkapkan dalam acara sosialisasi Permen ESDM 2/2024 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).
"Melalui RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 porsi pembangkit EBT direncanakan lebih besar yaitu 52% dibandingkan pembangkit energi fosil yang hanya 48%," ungkapnya.
Menurut Jisman P. Hutajulu, RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 merencanakan pembangkit EBT yang lebih besar, yaitu 52%, dibandingkan dengan pembangkit energi fosil yang hanya mencapai 48%.
Pemerintah terus melakukan optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap untuk mendorong peningkatan bauran EBT.
Jisman P. Hutajulu mengungkapkan pentingnya pengembangan PLTS atap, yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
"Pengembangan PLTS atap sangat penting dan melibatkan partisipasi dari masyarakat luas yang dapat memberikan manfaat antara lain mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sehingga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, Menghemat listrik di siang hari, dan dapat mengedukasi langsung masyarakat tentang energi terbarukan," ungkapnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa RUPTL terbaru akan meningkatkan bauran EBT hingga 75%, sementara sisanya 25% akan berasal dari gas. Menurutnya, perencanaan baru ini akan menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis. Hal tersebut ia ungkapkan di sela acara pembukaan Hari Listrik Nasional, di BSD, Selasa (14/11/2023).
"Perencanaan yang baru ini akan ada penambahan 75% dari kapasitas pembangkit adalah berbasis pada energi baru terbarukan 25% berbasis pada gas sehingga ini mampu menurunkan emisi gas rumah kaca secara drastis," katanya.
Darmawan Prasodjo juga mengungkapkan bahwa terdapat dua poin penting dalam RUPTL terbaru. Pertama, pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasi penambahan 32 GW dari energi hidro dan panas bumi. Kedua, Fleksible power generation smart transmission yang akan memungkinkan penambahan 28 GW dari energi surya dan angin.
"Kemudian juga ada desain in development dari stand of the art ini termasuk fleksibel power Generation Smart transmission, smart distribution, smartmitter, sehingga memfasilitasi tadinya pembangunan hanya 5 GW solar, surya, dan angin. Bisa ditambah dengan 28 GW solar surya dan angin," katanya.
"Dalam hal ini ada dua hal pokok adalah pertama pembangunan green enabling transmission line yang sehingga memfasilitasi penambahan 32 GW dari hidro dan juga geothermal," tambahnya.
