Listrik Indonesia | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan kuota pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dari tahun 2024 hingga 2028. Hal ini tercantum dalam Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan Nomor 279.k/TL.03/DJL.2/2024.
Dalam keputusan tersebut, diktum pertama menetapkan kuota pengembangan sistem PLTS Atap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari tahun 2024 hingga 2028 yang selanjutnya disebut Kuota PLTS Atap PLN 2024 s/d 2028. Lampiran keputusan ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal.
"PLN agar menyusun kuota pengembangan Sistem PLTS Atap berdasarkan clustering dengan mengacu pada Kuota PLTS Atap PLN 2024 s/d 2028 sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu," terang Diktum Kedua.
Dalam diktum ketiga disebutkan bahwa: PT PLN wajib melaporkan
a. melaporkan Kuota Pengembangan Sistem PLTS Atap
berdasarkan clustering sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi; dan
b. mempublikasikan Kuota Pengembangan Sistem PLIS Atap berdasarkan clustering sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA melalui laman, aplikasi, dan/atau media sosial PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak Keputusan Direktur Jenderal ini ditetapkan.
"PLN wajib menyampaikan laporan penggunaan sistem PLTS Atap untuk setiap golongan tarif pada masing-masing wilayah sistem tenaga listrik kepada Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan secara berkala setiap bulan," ungkap Diktum Keempat.
Diktum Kelima: Dalam hal tertentu apabila diperlukan, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dapat memerintahkan PT PLN untuk mengubah kuota pengembangan sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) wajib menyampaikan perubahannya kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berikut adalah daftar kuota pengembangan sistem PLTS Atap PLN untuk tahun 2024-2028:
Sumatera
- 2024: 35,0 MW
- 2025: 45,0 MW
- 2026: 60,0 MW
- 2027: 70,0 MW
- 2028: 80,0 MW
Kalimantan Barat
- 2024: 7,1 MW
- 2025: 9,8 MW
- 2026: 16,4 MW
- 2027: 17,2 MW
- 2028: 18,5 MW
Kalseltengtim (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur)
- 2024: 22,1 MW
- 2025: 34,0 MW
- 2026: 58,7 MW
- 2027: 62,8 MW
- 2028: 68,3 MW
Kalimantan Utara
- 2024: 0,8 MW
- 2025: 1,1 MW
- 2026: 1,9 MW
- 2027: 2,0 MW
- 2028: 2,2 MW
Jawa Madura Bali
- 2024: 825,0 MW
- 2025: 900,0 MW
- 2026: 910,0 MW
- 2027: 1.010,0 MW
- 2028: 1.400,0 MW
Sulutgo (Sulawesi Utara, Gorontalo)
- 2024: 0,2 MW
- 2025: 0,4 MW
- 2026: 0,6 MW
- 2027: 0,8 MW
- 2028: 1,0 MW
Sulbagsel (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat)
- 2024: 8,0 MW
- 2025: 10,0 MW
- 2026: 12,0 MW
- 2027: 14,0 MW
- 2028: 16,0 MW
Maluku dan Maluku Utara
- 2024: 0,7 MW
- 2025: 1,0 MW
- 2026: 1,2 MW
- 2027: 1,4 MW
- 2028: 1,7 MW
Papua dan Papua Barat
- 2024: 0,8 MW
- 2025: 1,1 MW
- 2026: 1,3 MW
- 2027: 1,6 MW
- 2028: 1,9 MW
Nusa Tenggara Barat
- 2024: 0,9 MW
- 2025: 1,2 MW
- 2026: 1,5 MW
- 2027: 1,8 MW
- 2028: 2,2 MW
Nusa Tenggara Timur
- 2024: 0,6 MW
- 2025: 0,7 MW
- 2026: 0,9 MW
- 2027: 1,1 MW
- 2028: 1,3 MW
Total Kuota PLTS Atap Nasional
- 2024: 901 MW
- 2025: 1.004 MW
- 2026: 1.065 MW
- 2027: 1.183 MW
- 2028: 1.539 MW
GoogleNews
