Listrik Indonesia | Minat investasi terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) terus meningkat. Hingga saat ini, sebanyak 204 investor, baik dari dalam maupun luar negeri, telah mendaftarkan diri melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai pengelola utama proyek strategis tersebut sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025.
Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa proses pendaftaran untuk tender proyek PSEL saat ini tengah berlangsung. Dari total pendaftar tersebut, mayoritas berasal dari dalam negeri.
“Pendaftaran sudah dibuka dan saat ini masih berjalan. Dari 204 pendaftar, sebanyak 66 perusahaan berasal dari luar negeri, sedangkan sisanya dari dalam negeri,” ujar Rosan usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) PSEL di kantor Kemenko Pangan, belum lama ini.
Rosan menjelaskan bahwa proyek PSEL memiliki potensi besar dalam menghasilkan energi listrik ramah lingkungan. Menurut perhitungannya, pengolahan 1.000 ton sampah per hari dapat menghasilkan antara 15 hingga 25 megawatt listrik, tergantung pada komposisi dan jenis sampah yang diolah.
“Kalau 1.000 ton sampah diolah setiap hari, potensi listrik yang dihasilkan bisa mencapai antara 15 sampai 25 megawatt, tergantung jenis sampahnya,” kata Rosan.
Program PSEL menjadi salah satu langkah penting pemerintah dalam mendorong transisi energi bersih sekaligus mengatasi permasalahan sampah di perkotaan. Melalui keterlibatan investor domestik dan asing, proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas energi terbarukan nasional, tetapi juga memperkuat model bisnis ekonomi sirkular di Indonesia.
.jpg)
