Akses EBT Masih Jadi Kendala, Ini Solusi PLN

Akses EBT Masih Jadi Kendala, Ini Solusi PLN
PLN sedang membangun PLTS. (Dok: @pln_id)

Listrik Indonesia | Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, mulai dari tenaga hidro hingga panas bumi. Namun, pemanfaatannya masih menghadapi kendala besar berupa lokasi sumber energi yang jauh dari pusat permintaan listrik. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengusulkan sebuah solusi melalui pembangunan jaringan transmisi energi hijau atau green enabling super grid yang berfungsi untuk memindahkan EBT dari sumbernya ke wilayah dengan kebutuhan tinggi, seperti kawasan industri. Hal tersebut ia ungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Selasa (03/12/2024).

"Sesuai dengan modelling dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan dari PLN, hari ini sampai 2040 diperlukan sekitar 70.000 kms transmission line. Yang mana sekali lagi keliling bumi 42.500 (km), ini hampir 2 kali lipat dari keliling bumi," ungkapnya.

Sumber EBT utama berada di wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sementara itu, pusat permintaan listrik terkonsentrasi di pulau Jawa dan kawasan industri strategis lainnya. 

"Kalau kita lihat ada mismatch antara lokasi resources (EBT) dengan lokasi dari demand. Maka kita ke depan ini perlu membangun green enabling super grid atau green enabling transmission line untuk mengevakuasi sumber daya dari hidro dan geothermal ke pusat-pusat demand tersebut maupun pusat industri," jelasnya.

PLN juga memperkirakan tambahan kapasitas listrik sebesar 100 GW hingga 2040, dengan 75 GW diantaranya berasal dari EBT.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLN

Index

Berita Lainnya

Index