Listrik Indonesia | Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bertujuan untuk mendukung swasembada energi, pangan, dan air di Indonesia, bukan untuk ekspansi ofensif. Menurutnya, nuklir menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan domestik secara optimal tanpa adanya niat untuk menyerang negara lain.
"Kita membutuhkan langkah nyata untuk memastikan pengembangan nuklir ini tidak hanya berhasil dari sisi teknis, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia. Fokus utama kita adalah swasembada energi," ujarnya dalam diskusi mengenai potensi PLTN yang digelar bersama Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, dan Perencana Ahli Utama (PAU) Kementerian PPN/Bappenas, yang dilansir dalam keterangan resmi pada Sabtu (8/2/2025).
Rachmat juga meminta PAU Kementerian PPN/Bappenas untuk segera menyusun rencana strategis yang lebih mendalam, serta melengkapi dokumen perencanaan pendukung terkait pengembangan PLTN. Indonesia, lanjutnya, telah berkomitmen dalam inisiatif Net Zero Emission (NZE), dengan target sektor tenaga listrik mengurangi emisi mulai 2035 hingga 2060.
PLTN, dengan teknologi Small Modular Reactor (SMR), dipandang memiliki sejumlah keunggulan, antara lain dapat beroperasi 24 jam tanpa gangguan, efisien dalam penggunaan lahan, serta kompatibel dengan lokasi dekat pantai. Selain itu, SMR dianggap lebih fleksibel, aman, dan hemat biaya, menjadikannya solusi yang strategis untuk kebutuhan energi nasional di masa depan.
"Melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 7-8 persen, pembangunan PLTN harus dimulai segera agar dapat beroperasi pada 2030-2035," tambah Menteri PPN.
