Current Date: Kamis, 25 September 2025

Investasi Hilirisasi Tembus Rp280 Triliun, Sektor Mineral Masih Mendominasi

Investasi Hilirisasi Tembus Rp280 Triliun, Sektor Mineral Masih Mendominasi
Ilustrasi Hilirisasi Mineral

Listrik Indonesia | Kementerian Investasi/BKPM mencatat investasi pada sektor hilirisasi mencapai angka signifikan sebesar Rp280 triliun selama semester I 2025. Nilai ini setara dengan sekitar 30 persen dari total investasi nasional yang menembus Rp942,9 triliun. Sektor mineral kembali menjadi tulang punggung dengan kontribusi terbesar. 

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani mengungkapkan bahwa realisasi investasi di sektor mineral mencapai Rp193,8 triliun. Dari jumlah itu, proyek hilirisasi nikel menyumbang paling besar yakni Rp94,1 triliun. Disusul oleh tembaga Rp40 triliun, bauksit Rp27,7 triliun, besi baja Rp21,5 triliun, timah Rp3,5 triliun, serta emas, mangan, dan pasir silika yang totalnya mencapai Rp7 triliun. 

“Kontribusi sektor hilirisasi mencapai 30,2 persen. Ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Awalnya hilirisasi memang erat kaitannya dengan mineral, tetapi kini kami juga mulai memperluas ke sektor perkebunan, kehutanan, hingga kelautan,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta. 

Tak hanya mineral, sektor perkebunan dan kehutanan juga mencatat realisasi investasi hilirisasi yang cukup besar, yaitu sebesar Rp67,4 triliun. Sementara itu, dari sektor energi fosil, tercatat investasi sebesar Rp17,3 triliun, dengan rincian gas bumi Rp9,4 triliun dan minyak bumi Rp7,9 triliun. 

Dari sisi sumber dana, investasi asing langsung (PMA) menyumbang sekitar Rp129,8 triliun atau 30 persen dari total investasi hilirisasi. Negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura tercatat sebagai investor utama. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp510,3 triliun, mayoritas difokuskan pada industri pengolahan bahan baku lokal. 

Rosan menegaskan bahwa hilirisasi memainkan peran penting dalam upaya mencapai target net zero emission pada tahun 2060. Ia menyebut potensi investasi dari sektor energi terbarukan di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai Rp3.700 triliun. 

“Potensi ini mencakup berbagai sumber energi bersih, seperti tenaga surya, panas bumi, angin, dan lainnya. Ini menjadi peluang strategis bagi investor,” tegasnya. 

Sejumlah proyek strategis hilirisasi tersebar di berbagai kawasan industri nasional seperti Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Weda Bay Industrial Park di Halmahera Tengah, Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara (Kaltara Industrial Park), serta Batang Integrated Industrial Estate di Jawa Tengah. 

Pemerintah terus mendorong akselerasi hilirisasi berkelanjutan dengan berbagai strategi, termasuk penyederhanaan proses perizinan, pemberian insentif fiskal, serta pendampingan langsung kepada investor. 

“Kami berkomitmen memastikan seluruh proyek berjalan sesuai rencana dan tetap berada dalam kerangka kepatuhan serta prinsip keberlanjutan,” pungkas Rosan.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Hilirisasi Minerba

Index

Berita Lainnya

Index