Listrik Indonesia | PT Timah Tbk (TINS) terus memperkuat langkah hilirisasi dengan mengembangkan produk bernilai tambah tinggi dari komoditas timah. Salah satu wujud nyatanya terlihat dari kinerja PT Timah Industri, anak usaha TINS, yang berperan penting dalam mengolah produk turunan timah untuk kebutuhan industri dalam dan luar negeri.
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Nur Adi Kuncoro, dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, menegaskan bahwa fasilitas produksi yang berlokasi di Cilegon menjadi pusat pengembangan hilirisasi perusahaan. “Timah Industri, anak perusahaan kami yang berada di Cilegon, telah menghasilkan berbagai produk turunan seperti tin bar, tin powder, dan tin wire yang digunakan sebagai bahan solder,” jelas Nur Adi, Rabu (14/5/2025).
Tak berhenti pada produk solder, TINS juga mulai memperluas cakupan usahanya ke sektor kimia. Melalui pengembangan produk tin chemical seperti stannous chloride, tin intermediate, dan tin stabilizer, PT Timah menyasar pasar industri kaca, pelapis (coating), hingga bahan baku untuk argonatin dan PVC.
“Kami terus mengembangkan produk untuk industri kaca, coating, dan argonatin. Sementara produk tin stabilizer yang berasal dari fasilitas kami di Bangka digunakan untuk kebutuhan PVC, termasuk pipa dan kemasan minuman kaleng,” lanjutnya.
Strategi hilirisasi ini merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta memperkuat struktur industri nasional. Inisiatif ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam membangun industri berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dari sisi keuangan, PT Timah mencatat kinerja yang membanggakan. Pada tahun 2024, perusahaan meraih laba bersih sebesar Rp1,19 triliun—melonjak signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA juga mengalami pertumbuhan pesat, naik hingga 396% menjadi Rp2,71 triliun.
Peningkatan ini turut didorong oleh naiknya harga timah global, yang sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai rata-rata US$31.164 per ton, naik dari US$26.583 per ton pada 2023. Situasi ini dimanfaatkan PT Timah untuk mempercepat ekspansi hilirisasi dan memperkuat posisi kompetitif di pasar global.
