Listrik Indonesia | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kinerja positif sektor gas bumi di paruh pertama 2025. Produksi gas nasional mencapai rata-rata 1.199,7 Million Barrel of Oil Equivalent per Day (MBOEPD), atau 119 persen dari target APBN.
Dari sisi pemanfaatan, konsumsi gas bumi pada semester pertama 2025 tercatat 5.598 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD). Sebanyak 3.877 BBTUD atau 69 persen dialokasikan untuk kebutuhan domestik, sementara sisanya diekspor. Tenaga Ahli Bidang Percepatan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Anggawira, menyebutkan bahwa produksi gas saat ini tidak hanya berada di atas target APBN, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga neraca gas bumi berada dalam kondisi surplus.
Tren peningkatan konsumsi gas di dalam negeri pun mulai terlihat. Dibanding tahun lalu, konsumsi domestik tercatat naik sekitar lima persen. Kenaikan ini menjadi sinyal positif karena menunjukkan adanya pertumbuhan industri nasional, meski di sisi lain juga menimbulkan tantangan. Sebagian besar surplus gas Indonesia telah terikat kontrak ekspor jangka panjang sehingga saat terjadi peningkatan kebutuhan domestik, pemerintah harus melakukan realokasi atau mekanisme swap kontrak untuk menjaga pasokan tetap tersedia.
Tantangan lain muncul dari ketidaksesuaian antara lokasi sumber produksi gas dengan wilayah yang memiliki konsumsi tertinggi. Sebagian besar pasokan gas berasal dari kawasan timur Indonesia, seperti Kalimantan, Natuna, Papua, dan Sulawesi. Sementara itu, pusat konsumsi justru terpusat di Jawa Barat. Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah bersama SKK Migas melakukan skema swap, misalnya pemanfaatan gas dari Lapangan Tangguh yang disalurkan untuk kebutuhan PLN di Jawa Barat. Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) bagi industri strategis sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 91 Tahun 2024.
Ketersediaan infrastruktur gas menjadi aspek penting lain yang tengah dibenahi. Saat ini, jaringan pipa transmisi gas nasional mencapai sekitar 16.500 kilometer, sebagian besar terkonsentrasi di Sumatera dan Jawa. Untuk memperluas akses dan meningkatkan keandalan pasokan, pemerintah membangun sejumlah proyek strategis seperti pipa transmisi Cirebon Semarang tahap dua yang ditargetkan terkoneksi pada 2026, jalur pipa Duri Sei Mangke di Sumatera yang diharapkan selesai pada 2028, serta pembangunan terminal LNG dan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) untuk mendukung pemanfaatan gas alam cair.
- Baca Juga Memacu Produksi Migas Nasional dari Desa
.jpg)
