Oleh: Febron Siregar, Sales Director, Business Development – Wärtsilä Indonesia
Listrik Indonesia | Wärtsilä Energy, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), beberapa waktu lalu menyelenggarakan Indonesia Power System Stability Workshop, yang mempertemukan para profesional energi, mahasiswa Teknik Elektro dan Informatika, serta akademisi untuk membahas solusi kestabilan jaringan listrik di tengah meningkatnya penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Seiring dengan percepatan pemanfaatan tenaga surya dan angin yang bersifat intermiten, keandalan jaringan listrik semakin terancam akibat menurunnya sistem inersia. Workshop ini menyoroti solusi praktis dan skalabel untuk mengatasi tantangan tersebut, khususnya peran pembangkit listrik mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE) yang fleksibel dalam mendukung sistem energi yang stabil dan rendah karbon.
Dr. Nanang Hariyanto, Kepala Laboratorium Sistem Tenaga dan Dinamika Jaringan, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika ITB, menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri demi menjaga stabilitas jaringan dan keamanan energi Indonesia. Dalam lokakarya ini, ia juga membahas kasus pemadaman listrik di Bali baru-baru ini bersama mahasiswa dan perwakilan dari PLN.
Pemadaman di Bali: Studi Kasus Nyata Kerentanan Jaringan
Pada 2 Mei 2025, Bali mengalami padam listrik selama 12 jam yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bisnis, dan pariwisata di seluruh pulau. Dalam workshop, kami melihat peristiwa nyata ini menjadi studi kasus yang kuat tentang betapa rentannya sistem kelistrikan ketika cadangan pasokan terbatas dan fleksibilitas minim.
Berikut kronologinya:
Mulai pukul 16:00 waktu setempat pada 2 Mei, terjadi gangguan pada sistem kabel interkoneksi listrik bawah laut Jawa-Bali, yang memutus pasokan listrik sekitar 270 MW dari Jawa ke Bali. Penurunan mendadak ini memicu keruntuhan frekuensi hingga di bawah standar 50 Hz, yang menyebabkan kegagalan sistem jaringan secara berantai.
Meskipun PLTDG Pesanggaran, pembangkit ICE bertenaga Wärtsilä dengan kapasitas hingga 200 MW, merupakan pembangkit terakhir yang masih beroperasi, fasilitas ini terputus pada pukul 16:02:30 karena aliran daya balik (reverse power flow) dan pemicu keselamatan.
Dalam hitungan menit, seluruh Bali berada dalam kegelapan.
Meskipun impor listrik dari Jawa kembali berlangsung pada pukul 16:37 dan pembangkit berbahan bakar gas dan diesel di pulau ini kembali beroperasi relatif cepat setelahnya, pemulihan total tertunda karena pembangkit listrik beban dasar terbesar di Bali, pembangkit batubara berkapasitas 426 MW, baru bisa menyala kembali dari kondisi mati total (black start) pada pukul 03:30 dini hari.
Mesin ICE Wärtsilä di PLTDG Pesanggaran termasuk yang paling cepat pulih setelah pemadaman: Pembangkit kembali online dan beroperasi pada pukul 16:58. Insiden ini menyoroti peran krusial teknologi fleksibel yang mampu mempercepat pemulihan keseimbangan sistem dan mempercepat restorasi setelah listrik padam.
Namun demikian, penting juga untuk dicatat bahwa kajian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memahami akar penyebab pemadaman serta waktu yang dibutuhkan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan diesel untuk pulih sepenuhnya.
Data Penting: Mengapa Fleksibilitas Itu Vital
Permintaan puncak listrik di Bali mencapai 1,19 GW, sementara total kapasitas terdistribusi yang dapat dikendalikan hanya 1,17 GW, terdiri dari:
• 426 MW dari PLTU Celukan Bawang (pembangkit batubara)
• 200 MW dari PLTDG Pesanggaran yang menggunakan 12 mesin dual-fuel Wärtsilä 50DF
• Lainnya: unit pembangkit gas dan diesel lainnya
Selain itu, ada juga pasokan listrik sekitar 270 MW dari Jawa melalui kabel bawah laut.
Dengan margin yang begitu ketat, kehilangan satu jalur interkoneksi saja dapat menimbulkan konsekuensi yang katastrofik. Hal ini menegaskan pentingnya solusi pembangkit daya tambahan yang cepat, modular, dan mampu mengembalikan black-start. Fleksibilitas dan dukungan terhadap jaringan harus memadai.
Kronologi Pemulihan Jaringan
• 16:37 – Impor listrik dari Jawa kembali berlangsung.
• Mulai 16:58 – PLTDG Pesanggaran dan pembangkit gas serta diesel lainnya mulai dinyalakan kembali. (Meski pembangkit sudah sepenuhnya siap beroperasi pukul 16:58, kapasitas keluaran tetap ditentukan oleh operator sistem.)
• Pukul 03:30 (3 Mei) – PLTU Celukan Bawang mulai beroperasi kembali, dan pasokan listrik penuh ke Bali dipulihkan.
Waktu pemulihan yang panjang menunjukkan keterbatasan pembangkit beban dasar yang tidak fleksibel, seperti pembangkit batubara, terutama saat harus menyala kembali dari kondisi black start.
Wawasan dan Rekomendasi Utama
Dari lokakarya dan analisis pemadaman ini, kami mengidentifikasi beberapa prioritas untuk meningkatkan ketahanan jaringan listrik di Bali dan Indonesia:
• Tambah 280 MW pembangkit fleksibel
Menurut Dr. Nanang, ini adalah kapasitas fleksibel minimum yang dibutuhkan untuk menstabilkan sistem.Pembangkit listrik berbasis mesin ICE dapat berfungsi sebagai baseload, mid-merit, maupun peaking plant, dan mampu pulih dengan cepat saat terjadi pemadaman.
• Tingkatkan redundansi jaringan
Beberapa jalur interkoneksi, bukan hanya satu kabel bawah laut, merupakan kebutuhan penting.Kabel bawah laut 6,6 kali lebih mahal dibanding kabel udara. Oleh karena itu, memperluas jaringan kabel bawah laut akan menjadi investasi yang sangat mahal.
• Integrasi Sistem Penyimpanan Energi
Sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage Systems/BESS) dapat mendukung inersia jaringan, mengatur frekuensi, serta menjembatani kesenjangan pasokan saat proses ramp-up berlangsung.
• Mendidik dan Memberdayakan Generasi Selanjutnya
Transisi energi membutuhkan para insinyur yang memahami baik teori maupun dinamika dunia nyata. Lokakarya ini hanyalah permulaan.
Langkah ke Depan
Pemadaman listrik di Bali menjadi pengingat kuat: jaringan listrik modern harus fleksibel, memiliki cadangan (redundansi), dan responsif. Di Wärtsilä, kami berkomitmen mendukung perjalanan Indonesia menuju sistem kelistrikan yang tahan banting, berkelanjutan, dan rendah emisi karbon.
Daya fleksibel bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.
Mari terhubung untuk berkolaborasi, menjelajahi solusi, dan mempelajari lebih lanjut tentang sistem energi hybrid dan teknologi mesin ICE kami. Bersama-sama, kita bisa membangun masa depan energi yang lebih terang dan tangguh.
