Listrik Indonesia | Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengakui bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina menurun setelah adanya kasus hukum yang terjadi pada awal tahun ini. Hal tersebut ia ungkapkan di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Selasa (23/9/2025).
“Itu tentu PR besar bagi Pertamina kita harus kerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat, dengan tata kelola yang baik dan semakin transparan,” ungkapnya.
Simon menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa melarang konsumen untuk memilih produk dari SPBU swasta.
Menurutnya, sebagian masyarakat memang beralih ke BBM swasta dan hal itu adalah hak mereka. Karena itu, ia menegaskan Pertamina akan bekerja keras agar dapat menghasilkan produk berkualitas sekaligus mengembalikan kepercayaan publik.
"Saya atas nama Pertamina akan kerja keras juga untuk supaya menghasilkan produk berkualitas dan tentu bisa mendapat dukungan masyarakat," pungkasnya.
- Baca Juga Malaysia Turunkan Harga BBM RON 95
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan pangsa pasar BBM non-subsidi di SPBU swasta terus mengalami kenaikan. Pada 2024, angka tersebut naik 11% dan meningkat hingga sekitar 15% pada Juli 2025. Tren ini memperlihatkan adanya pergeseran konsumsi sekaligus pertumbuhan outlet SPBU swasta.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau setara dengan 7,52 juta kiloliter. Kuota tersebut dinilai cukup untuk memenuhi tambahan alokasi kebutuhan SPBU swasta hingga Desember 2025, yakni sekitar 571.748 kiloliter.
Dengan kondisi ini, Pertamina dihadapkan pada tantangan ganda: memperkuat kepercayaan masyarakat sekaligus menjaga ketersediaan pasokan BBM di tengah meningkatnya peran SPBU swasta.
