Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa strategi hilirisasi menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global. Hal itu disampaikan di Jakarta, Selasa (21/10), saat membahas arah kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA).
"Strategi hilirisasi dipandang penting untuk melepaskan Indonesia dari jebakan ekspor bahan mentah dan memperkuat posisi tawar di rantai nilai global," jelas Bahlil. Ia menambahkan, kebijakan hilirisasi merupakan amanah konstitusi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (3) yang menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai negara dan harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Menurut Bahlil, arah kebijakan hilirisasi akan terus diperkuat sebagai instrumen untuk mencapai kemandirian ekonomi. “Presiden Prabowo telah menegaskan jalan menuju kedaulatan energi dan kemajuan ekonomi tidak boleh lagi samar. Negara mesti hadir dengan kepemimpinan yang tegas, berpijak pada konstitusi,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional yang menyiapkan 18 proyek prioritas dengan total nilai lebih dari Rp618 triliun. Proyek-proyek tersebut nantinya akan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Dari total proyek tersebut, delapan di antaranya berada di sektor mineral dan batubara, dua di bidang transisi energi, dua di ketahanan energi, tiga di hilirisasi pertanian, serta tiga lainnya di sektor kelautan dan perikanan. Sebanyak 67 persen proyek direncanakan berlokasi di luar Pulau Jawa untuk mendorong pemerataan pembangunan.
Rangkaian proyek hilirisasi ini dirancang untuk memperkuat rantai nilai industri di dalam negeri. Beberapa inisiatif meliputi pengembangan industri alumina, mangan sulfat, stainless steel slab, modul surya, bioavtur, hingga fasilitas penyimpanan minyak. Pemerintah juga mendorong hilirisasi di sektor kelautan, kehutanan, dan pertanian agar potensi daerah dapat dioptimalkan.
Peresmian smelter emas PT Freeport Indonesia menjadi salah satu capaian penting dalam penguatan rantai industri pertambangan nasional. Sementara itu, pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik berkapasitas 15 gigawatt disebut sebagai langkah strategis menuju transformasi industri manufaktur di masa depan.
Selain pembangunan infrastruktur industri, program hilirisasi juga diarahkan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Kementerian ESDM telah melaksanakan berbagai program pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja di sektor energi dan pertambangan. “Lebih dari 276.000 peluang kerja baru tercipta dari proyek-proyek hilirisasi tersebut. Langkah ini membuka ruang bagi generasi muda menjadi bagian dari era industrialisasi nueva yang berbasis teknologi dan nilai tambah,” pungkas Bahlil.
Bahlil menegaskan, hilirisasi tidak lagi sebatas gagasan, tetapi sudah menjadi strategi konkret untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya yang berkeadilan. “SDA tidak boleh menjadi pencipta ketimpangan, tetapi wajib menjadi sumber kemakmuran,” ujarnya.
Melalui pengolahan sumber daya alam menjadi produk bernilai tambah, pemerintah berharap Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonomi nasional, membuka lebih banyak lapangan kerja, dan menegaskan kembali kedaulatan bangsa di kancah global.
.jpg)
