Listrik Indonesia | CEO Siemens Indonesia, Surya Fitri menegaskan bahwa perusahaan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih di Tanah Air dengan berperan aktif dalam berbagai program yang mengedepankan efisiensi energi dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
“Sesuai RUPTL 2021-2030, penambahan kapasitas pembangkit diproyeksikan mencapai 40 GW, dengan 51,6% di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Ini merupakan target ambisius yang perlu kita dukung” ungkapnya, dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 101.
Sebagai wujud nyata dalam peran aktif mendukung transisi energi, Siemens telah terlibat dalam proyek digitalisasi kelistrikan melalui Advanced Control Centers (ACC) di Jawa, Madura, dan Bali.
Sistem ini dilengkapi teknologi SCADA untuk Energy Management System (EMS) yang tidak hanya mengoptimalkan manajemen beban puncak tetapi juga memperkuat integrasi energi terbarukan, meningkatkan efisiensi biaya operasional, dan memperketat keamanan dengan aplikasi cybersecurity.
Tak hanya itu, Siemens juga memperkenalkan teknologi microgrid, sebuah sistem kelistrikan mandiri yang cocok untuk wilayah terpencil.
“Microgrid adalah sistem kelistrikan terisolasi yang dapat beroperasi mandiri dengan mengoptimalkan energi terbarukan. Dengan teknologi Internet of Things (IoT), sistem ini mampu memantau kondisi energi secara real-time dan menawarkan solusi yang lebih efisien,” jelasnya.
“Di Indonesia, kami telah terlibat dalam proyek smart city dan menunjukkan proof of concept untuk beberapa proyek besar. Kami berkomitmen mendukung pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan infrastruktur yang lebih cerdas, efisien, dan ramah lingkungan,” pungkasnya.
