Listrik Indonesia | Pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) dinilai sebagai salah satu kunci untuk mewujudkan Asta Cita, visi pembangunan nasional Indonesia yang berfokus pada kemandirian energi dan keberlanjutan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Julfi Hadi, dalam acara Media Gathering The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, Kamis (22/05/2025).
Dalam paparannya, Julfi menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar. Namun, sejauh ini pemanfaatan sumber daya tersebut masih jauh dari optimal.
“Kita mempunyai geothermal terbesar, namun baru 12 persen yang jalan,” ujar Julfi.
Untuk menjembatani kesenjangan antara potensi dan realisasi, ia mendorong adanya langkah konkret dari seluruh pihak terkait. Hal ini penting agar geothermal dapat berperan lebih besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
“Tentunya harus ada langkah konkrit untuk bisa mencapai Asta Cita,” lanjutnya.
Julfi menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan panas bumi, dengan rekam jejak selama empat dekade.
“Tentu kita bisa memanfaatkan potensi geothermal, karena kita sudah pengalaman 40 tahun memanfaatkan geothermal,” jelasnya.
Namun demikian, menurut Julfi, terdapat tantangan mendasar (fundamental) yang masih perlu diselesaikan dalam industri geothermal. Untuk itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak agar hambatan tersebut bisa diatasi secara menyeluruh.
“Kuncinya adalah kolaborasi dengan stakeholder, PLN, Pemerintah, dan IPP, untuk meresolve fundamental geothermal,” tegasnya.
