Listrik Indonesia | PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung target penambahan kapasitas pembangkit panas bumi yang tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Langkah ini merupakan bagian dari upaya akselerasi transisi energi dan peningkatan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menegaskan bahwa perusahaan terus memperluas pengembangan panas bumi di berbagai wilayah Indonesia. “PGE berkomitmen penuh untuk menjadi motor utama dalam pemanfaatan energi panas bumi yang berkelanjutan. Potensi panas bumi di Tanah Air sangat besar, dan kami siap mengoptimalkannya,” ujarnya.
Saat ini, PGE memiliki kapasitas terpasang sebesar 727 megawatt (MW). Namun, dengan sumber daya panas bumi yang mencapai 3,2 gigawatt (GW), perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas terpasang menjadi 1,7 hingga 1,8 GW pada tahun 2033. Artinya, akan ada penambahan kapasitas sekitar 1,1 GW dalam satu dekade mendatang.
Yang menarik, sekitar 60 persen dari target pengembangan tersebut berada di wilayah brownfield atau area yang sudah memiliki infrastruktur dan aktivitas panas bumi sebelumnya. Ini memungkinkan proses pengembangan berlangsung lebih cepat dan efisien dibandingkan membuka wilayah baru (greenfield).
Upaya ini menjadi bagian penting dari kontribusi PGE dalam mendukung agenda nasional menuju Net Zero Emission pada 2060. Sebagai bagian dari subholding Pertamina New & Renewable Energy, PGE tidak hanya mengedepankan ekspansi bisnis, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan sistem energi bersih yang andal dan berkelanjutan.
